JABAR NEWS | PURWAKARTA – Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku lebih memikirkan partai yang dia pimpin di Jawa Barat dibandingkan Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 mendatang. Hal ini terkait dengan kekalahan Partai Golkar di dua kali ritual demokrasi lima tahunan tersebut.
Sebagaimana diketahui, dalam ajang pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008 lalu, Partai Golkar Jawa Barat mengusung petahana Dani Setiawan berpasangan dengan Iwan Sulandjana yang berlatarbelakang militer. Namun berdasarkan Real Count KPUD Jawa Barat, pasangan berjargon Da’i tersebut harus puas berada di peringkat buncit dengan perolehan suara 24,95% jauh dibawah pasangan Agum Gumelar dan Nu’man Abdul Hakim dengan perolehan suara 34,55% dan pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf yang keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 40,50%.
Kekalahan yang sama juga dialami oleh Partai Golkar Jawa Barat pada pemilihan Gubernur Tahun 2013. Berdasarkan hasil Quick Count Saiful Mujani Research and Consulting beberapa jam setelah Pilkada Jabar 2013 berlangsung, jagoan Partai Golkar yakni pasangan Irianto MS Syaifudin yang berpasangan dengan Tatang Farhanul Hakim hanya mampu meraup suara sebesar 12,16%, jauh dari pemenang saat itu yakni pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dengan raihan 32,38%.
Berkaca dari kondisi ini, Dedi melihat bahwa Partai Golkar Jawa Barat harus melakukan persiapan matang secara internal, dibanding terjebak dalam euforia pemilihan Gubernur Jawa Barat itu sendiri. Salah satu upaya yang akan ia tempuh adalah dengan cara memunculkan nama-nama yang dianggap memahami keinginan masyarakat Jawa Barat.
“Kami di Partai Golkar Jawa Barat baru sebatas menerima usulan-usulan yang berkembang, saya pribadi belum menyatakan apapun, baru menyerap aspirasi yang ada,” kata Dedi di rumah dinas Bupati Purwakarta, Jalan Gandanegara No 25, Senin (10/04/2017).
Telaah mendalam terhadap psikologi pemilih di Jawa Barat juga menjadi pertimbangan utama partainya. Langkah ini disebabkan oleh karena pemilih di provinsi dengan jumlah hak pilih terbesar ini selalu menghadirkan kejutan pada saat pemilihan berlangsung. Sehingga, hasil survey yang sebelumnya dirilis oleh berbagai lembaga survey selalu berbeda dengan hasil pilkada itu sendiri.
“Kami telaah dulu keinginan masyarakat Jawa Barat ini seperti apa, karena di dua pillkada sebelumnya selalu ada kejutan,” pungkasnya.
Arus bawah Partai Golkar sendiri yang terdiri dari Pengurus Kecamatan dan Pengurus Daerah tingkat kabupaten sudah menyatakan kesiapannya memenangkan Dedi Mulyadi dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat mendatang. Namun hingga saat ini, Dedi diketahui masih enggan membahas kesiapan dirinya tersebut. (Red)
Jabar News | Berita Jawa Barat