JABAR NEWS | BANDUNG – Sebanyak 44 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang ada di Jawa Barat (Jabar) menggelar acara Deklarasi Anti Radikalisme dan Terorisme yang diselenggarakan di Graha Sanusi Universitas Padjajaran Bandung, Jumat (14/07/2017).
Deklarasi tersebut diselenggarakan sebagai bentuk komitmen dari Perguruan Tinggi di Jawa Barat untuk menangkal radikalisme dan terorisme yang kian hari kian merebak.
“Ini adalah komitmen kami untuk mengakal paham radikalisme di lingkungan kampus,” ujar Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc.
Deklarasi ini dinilai penting karena kampus mempunyai potensi yang sangat tinggi terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme yang didukung dengan kemajuan teknologi ditengah gempuran berbagai pemikiran negara lain yang tidak sejalan.
“Ini sangat penting sekali, kita perlu melakukan pendalaman tentang potensi radikalisme di kampus, sebagai rektor kita juga harus paham betul terhadap semua pihak yang ada di lingkungan kampus, dengan melakukan pendekatan terhadap seluruh masyarakat kampus insya Allah kita bisa menangkal paham-paham radikalisme tersebut,” ungkapnya.
Sejalan dengan Ketua Majelis Rektor, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir juga menuturkan perlunya kesigapan dari rektor-rektor setiap kampus untuk menangkal potensi radikalisme di lingkungan kampus.
“Yang punya wewenang sepenuhnya di lingkungan kampus adalah Rektor, yang lebih tahu terhadap segala sesuatu yang terjadi di setiap perguruan tinggi adalah rektor, rektor adalah CEO yang bertanggung jawab dari setiap lembaga yang dibawahinya,” jelas Nasir.
Nasir menambahkan potensi tinggi terhadap radikalisme di kampus disebabkan kampus merupakan kumpulan anak muda, kampus adalah tempat pengetahuan, kampus adalah tempat masyarakat ilmiah sehingga masalah radikalisme di kampus ini punya potensi besar.
“Kementerian Riset Tenologi dan Perguruan Tinggi melakukan hal ini supaya mewasapadai jangan sampai kampus menjadi pusat radikalisme. jadi semua kampus yang ada di negeri maupun swasta semua punya potensi tetapi hal ini belum muncul secara nyata, nah potensi ini harus kita isi dengan masalah memahami pancasila dengan baik ini,” ungkapnya. (Nur)
Jabar News | Berita Jawa Barat