JABAR NEWS | BANDUNG – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Wiwiek Sisto Widayat mendukung program Pemerintah Kota Bandung untuk menggunakan uang elektronik (U-Nik) untuk kegiatan parkir di Kota Bandung.
“Dengan implementasi parkir elektronik ini, kami sangat mendukung. Karena dengan demikian kegiatan-kegiatan yang terkait dengan perparkiran akan bisa menjadi jelas transparan dan juga akuntabel,” ujar Wiwiek saat peresmian mesin parkir elektronik di Kota Bandung, Jumat (04/08/2017).
Wiwiek mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk Gerakan Nasional Non Tunai dari Bank Indonesia. Dan itu sudah dilakukan sejak 2014 lalu sebagai upaya untuk mendidik masyarakat supaya dapat melakukan kegiatan transaksi secara non tunai.
“Ini salah satu bentuk Gerakan Nasional Non Tunai kita. Dimana tujuan utamanya adalah bagaimana masyarakat di didik untuk lebih bisa melakukan kegiatan bertransaksi secara non tunai,” katanya.
Wiwiek menjelaskan, transaksi non tunai memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan melakukan transaksi secara tunai. Karena dengan non tunai transaksi bisa lebih aman, lebih transparan, dan lebih efisien
“Keuntungan pertama adalah lebih aman, lebih transparan dan juga lebih secara langsung. Kita tidak perlu mempersiapkan uang tunai dahulu dan yang lebih penting adalah lebih efisien,” jelasnya.
Wiwiek berharap dengan dilakukannya kegiatan non tunai ini dapat meningkatkan pendapatan daerah Kota Bandung. Seperti di Jakarta, setelah diberlakukan parkir elektronik pendapatan daerahnya meningkat beberapa kali lipat.
“Diharapkan di Bandung juga terjadi. Karena parkir di Bandung ini merupakan salah satu pendapatan daerah bagian dari PAD yang cukup besar dan potensial,” harapnya.
Untuk kedepan, Bank Indonesia akan mendorong transaksi non tunai dalam kegiatan-kegiatan lain. Diantaranya transportasi, pembayaran pajak, penerimaan Pajak Bumi Bangunan (PBB), dan kegiatan transaksi di Samsat yang akan terus ditingkatkan. Sehingga jika transaksi non tunai ini terus dilakukan otomasis akan meningkatkan pendapatan daerah.
“Pertama kali dorong parkirnya. Nanti kegiatan lain. Kita akan terus bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung untuk melakukan gerakan non tunai di kegiatan-kegiatan di Bandung,” tutur Wiwiek.
Wiwiek mengungkapkan, untuk penggunaan U-Nik di Bandung tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan kisaran angka sebesar Rp. 19,2 Miliar.
“Dari tahun 2016 ke 2017 ini peningkatan nya cukup besar dari Rp 11,5 Miliar menjadi Rp. 19,2 Miliar. Ini cukup besar dan potensinya sendiri masih sangat besar. Kita akan dorong terus kegiatan transaksi non tunai ini,” tutup Wiwiek. (Nur)
Jabar News | Berita Jawa Barat