JABAR NEWS | PURWAKARTA – Suasana tenang di Kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta, mendadak tegang. Para pegawai tampak berlarian menyelamatkan diri.
Sekelompok pelaku teror ternyata menyandera Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan melumpuhkan jantung Pemerintahan Purwakarta, Kamis (31/08/2017).
Pada peristiwa tersebut terdengar, suara tembakan yang berasal dari senjata laras panjang ditambah ledakan bom berdaya ledak rendah dari pelaku teror berhasil yang melumpuhkan para petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang tengah berjaga.
Dalam menjalanankan aksinya, pelaku teror meminta uang sebesar Rp.100 Miliar, agar Dedi Mulyadi mereka lepaskan.
Namun untungnya, tidak berselang lama pasukan khusus Kodam III Siliwangi dari Batalyon Yonif Raider 300/Brawijaya, datang untuk menyelamatkan Dedi Mulyadi.
Terlihat pasukan Raider 300/Brawijaya berusaha melumpuhkan para pelaku teror dengan menggunakan senjata lengkap dan bom asap. Dengan waktu yang cukup singkat pasukan Raider 300/Brawijaya berhasil melumpuhkan pelaku teror dan menyelamatkan Dedi Mulyadi.
Usai diselamatkan, pasukan Raider 300/Brawijaya membawa Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ketempat yang aman (save house) di Kodim 0619 Purwakarta.
Ternyata, aksi penyanderaan tersebut hanya merupakan simulasi pembebasan tawanan dan operasi penangkalan serangan teroris yang dilakukan oleh pasukan khusus dari Kodam III Siliwangi.
Komandan Batalyon Raider 300/Brawijaya Mayor (Inf) Herry Indrianto mengatakan pasukan yang dia gawangi merupakan pasukan khusus yang diperuntukan untuk operasi pembebasan tokoh penting yang menjadi tawanan seperti Presiden dan Wakil Presiden.
“Ini simulasi untuk meningkatkan kemampuan Raider dalam pembebasan tokoh penting yang menjadi tawanan. Biasa pejabat atau bahkan Presiden dan Wakil Presiden,” katanya menuturkan.
Ketegangan nampaknya dirasakan secara pribadi oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Pasalnya, ia mengaku tidak diberitahu kepastian jam simulasi tersebut. Ia merasa terkejut saat desingan peluru tiba-tiba saja terdengar.
“Tadi itu sedang ngobrol dengan staff, tiba-tiba ada suara tembakan, lalu saya langsung dibawa,” ujarnya.
Dedi pun merasa bersyukur karena Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya jauh dari potensi konflik bersenjata.
“Saya bersyukur dan bangga, ada TNI-POLRI yang selalu menjaga keamanan. Saya tidak bisa membayangkan jika tinggal di Negara konflik, Indonesia jauh dari konflik bersenjata,” pungkasnya. (Red)
Jabar News | Berita Jawa Barat