Badan Geologi: Indonesia Memerlukan Penanganan Mitigasi yang Baik

JABAR NEWS | BANDUNG – Letak geografis Indonesia berada di antara dua benua dan dua samudera sehingga sangat rentan dilalui badai tropis yang dapat memicu gelombang pasang maupu curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan banjir.

Indonesia juga merupakan titik pertemuan dua lempengan bumi Pasifik dan Hindia yang menjadikannya sebagai negara yang sering mengalami bencana gempa bumi.

Indonesia juga memiliki kurang lebih 127 gunung api aktif sehingga rawan akan terjadina bencana gunung meletus. Seperti misalnya Gunung Merapi yang merupakan gunung teraktif di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Hampir setiap saat gunung tersebut mengepulkan asap dari kawahnya, dan dalam hitungan tahun, terjadi letusan besar yang membawa awan panas atau wedus gembel yang sangat berbahaya.

Baca Juga:  Dulu Dicap Suka Tawuran, Now Suka Prestasi

Untuk itulah diperlukan penanganan mitigasi yang baik karena begitu banyaknya potensi bencana di Indonesia.

“Indonesia berada dalam letak geografis yang luar biasa dengan begitu lengkapnya potensi bencana di Indonesia untuk itu diperlukan penanganan mitigasi yang baik,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, Kamis (14/09/2017).

Menurutnya, informasi kebencanaan menjadi permasalahan yang vital untuk meminimalisir dampak atau akibat dari bencana tersebut sehingga Badan Geologi melakukan inovasi mengenai informasi kebencanaan melalui multiplatform application for geoharzard mitigation and assesment (MAGMA).

Baca Juga:  Tempat Pusat Isolasi Covid-19 di Kota Tasikmalaya Mulai Penuh

“Untuk itu kita kembangkan mengenai informasi kebencanaan lewat aplikasi Magma dimana masyarakat dapat mendapatkan informasi terkini mengenai informasi dan rekomendasi kebencanaan secara terintegrasi yang disajikan kepada masyarakat secara realtime dan interaktif,” ujarnya.

Ia menerangkan, informasi yang masuk dalam aplikasi magma ini merupakan data dari pos pengamat yang setiap hari bekerja untuk terus menguapdate informasi.

“Jumlah pengamat kami ada 208 diseluruh Indonesia bertugas di 74 pos pengamatan yang mengamati 69 gunung api di Indonesia yang dipantau secara terus menerus setiap hari 24 jam,” terangnya.

Baca Juga:  WNI Meninggal Jembatan Ambruk Taiwan Merupakan Warga Cirebon

Kasbani mengungkapkan, Magma Indonesia tersebut terpilih ke dalam 20 besar inovasi terbaik pelayanan publik 20014-2017 sehingga berhak mengikuti inovasi pelayanan publik internasional di Paris pada November mendatang serta telah mendapat pengakuan dari dalam dan luar negeri serta telah meraih peringkat satu innovation award tingkat Kementerian Energu dan Sumber Daya Mineral (KESDM). (Nur)

Jabar News | Berita Jawa Barat