Sidang SMAK Dago, Edward Soeryadjaya & Maria Goretti Tak Kunjung Hadir

JABAR NEWS | BANDUNG – Pengadilan Negeri (PN) Bandung menggelar sidang ke-13 kasus tindak pidana pemakaian Akta Notaris, Resnizar Anasrul SH No 3/18 November 2005, yang diduga berisikan keterangan palsu, atau lebih dikenal dengan sebutan kasus lahan SMAK Dago. Adapun terdakwa dalam kasus tersebut yaitu Edward Soeryadjaya, Maria Goretti, dan Gustav Pattipeilohy.

Baca Juga:  Jatigede akan Dikembangkan Jadi Wisata Internasional, Ridwan Kamil Beberkan Keistimewaanya

Berikan gambaran kronologis sengketa tersebut, Soehendra Mulyadi yang merupakan Ketua Yayasan Badan Perguruan Sekolah Menengah Kristen Jawa Barat (YBPSMK-JB) mengatakan, bahwa Het Christelijk Lyceum (HCL) dan Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK) tidak ada keterkaitan.

“Secara hukum tidak ada, HCL itu pendirinya dari orang-orang Belanda. Kemudian setelah berjalan sekian lama, tahun 1952 di nasionalisasikan, wajib bahasa Indonesia. Tahun itu juga sekolahnya diserahkan kepada yayasan kami untuk diteruskan sampai saat ini kami teruskan,” katanya saat menggelar Konferensi Pers, di Kota Bandung, Rabu (15/11/2017).

Baca Juga:  Kampung Pengrajin Kursi Bambu Di Desa Ciranjang Cianjur, Ada Sejak Puluhan Tahun Lalu

Sampai saat ini, menginjak persidangan yang ke-13 terdakwa Edward Soeryadjaya dan Maria Goretti tak kunjung hadir dengan beralasan sakit.

Kendati demikian ditengah problematika yang dihadapi oleh SMAK Dago, pihaknya akan terus bertahan walau acap kali mendapatkan rongrongan.

Baca Juga:  Begini Cara Tim Pengendalian Inflasi Daerah Jabar untuk Antisipasi Stagflasi

“Yayasan SMAK Dago harus tetap bertahan menyelenggarakan kegiatan pendidikan walaupun kita mendapatkan rongrongan,” ucapnya. (Ted)

Jabar News | Berita Jawa Barat