Krisis Semenanjung Korea

JABARNEWS | PURWAKARTA – Moncong besi baja yang lancip, dikatakan rudal siap mengarah ke suatu negara hanya sekali mijit tombol lepas keluar, asap putih keluar dari belakangnya mencari daerah sasaran yang tepat. Si burung besi yang bisa terbang dengan mengandalkan sistem remote control dari pusat tujuan sasaran yang cepat dan tepat sekejap area tersebut jadi hancur.

Burung besi ini tidak berawak manusia hanya menurut kehendak manusia yang diinginkan, Dengan berbahan bakar gas hidrogen bisa mencari sasaran dengan jarak yang ber mil-mil, bahkan lintas lautan, benua sanggup menjangkau sasaran tersebut. Dari gambaran itulah kecanggihan pikiran manusia di abad modern sekarang.

Rudal bisa dibawa oleh jet tempur, kapal induk, kapal selam, dan di darat oleh tank baja, semuanya bisa dipindah-pindahkan ke tempatnya. Daya tahan roket sudah diperhitungkan, habisnya bahan bakar tersebut dengan sistem sensor kecanggihan yang mereka punya.

Semenanjung Korea dulunya adalah negara bersatu lalu terpecah menjadi dua negara, yaitu Korea Utara dengan Korea Selatan. Kemudian antara kedua negara ini saling berlomba mempertaruhkan wilayah masing-masing.

Sistem pemerintahannya berbeda, Korea Selatan sistim pemerintahannya libralisme sedangkan Korea Utara menganut paham komunisme. Yang dikatakan libralisme disini karena menganut perdagangan bebas dan Komunis perdagangannya diatur oleh pemerintahan dan rakyatnya mengikuti pemerintah yang berlaku.

Jadi rakyatnya itu merata tidak ada yang bermodal tinggi, dan yang tidak punya modal juga diatur oleh pemerintahan Korea Utara. Konflik inilah yang memicu negeri ini tak mau bersatu saling mementingkan egoisme pemerintahannya masing-masing, makanya Korea Utara banyak yang miskin karena tidak meratanya ekonomi.

Korea Selatan yang menganut sistim paham libralisme negaranya sangat maju, sehingga perdagangannya maju dengan negara-negara asing dan rakyatnya banyak yang kaya dengan teknologi yang maju. Para ilmuan Korea Selatan banyak belajar ke Amerika mengenai teknologi khususnya persenjataan yang banyak membantunya dari Amerika Serikat dan menjadi negara sekutunya. Makanya tidak aneh kedua negara itu saling berlomba membuat persenjataan yang canggih khususnya senjata nuklir.

Senjata nuklir adalah senjata dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah yang dahsyat. Sebuah bom nuklir mampu memusnahkan sebuah kota. Senjata nuklir telah digunakan dua kali dalam pertempuran yaitu semasa Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat terhadap kota Jepang, Hirosima dan Nagasaki.

Baca Juga:  Solusi Pemkab Purwakarta Ketika Warganya Butuh Air Bersih

Pada masa itu daya ledak bom nuklir dijatuhkan ke Hirosima dan Nagasaki sebesar 20 kilo (ribu) ton TNT. Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari mega (jutaan) ton TNT.

Senjata nuklir mempunyai dua tipe dasar. Tipe pertama menghasilkan energi ledakannya hanya dari proses raeaksi fisi. Senjata tipe ini secara umum dinamai bom atom (atomic bomb, A-bombs). Energinya hanya diproduksi dari inti atom.

Pada senjata tipe fisi, masa fissile material (uranium yang diperkaya atau plutonium) dirancang mencapai supercritical mass-jumlah massa yang diperlukan untuk membentuk reaksi rantai dengan menabrakkan sebutir bahan sub-critical terhadap butiran lainnya (the “gun” method), atau dengan memampatkan bulatan bahan sub-critical menggunakan bahan peledak kimia sehingga mencapai tingkat kepadatan beberapa kali lipat dari nilai semula. (the “implosion” method).

Metoda yang kedua dianggap lebih canggih dibandingkan yang pertama. Dan juga penggunaan plutonium sebagai bahan fisil hanya bisa di metoda kedua.

Tantangan utama di semua desain senjata nuklir adalah untuk memastikan sebanyak mungkin bahan bakar fisi terkonsumsi sebelum senjata itu hancur. Jumlah energi yang dilepaskan oleh pembelahan bom dapat berkisar dari sekitar satu ton TNT ke sekitar 500.000 ton (500 kilotons) dari TNT.

Tipe kedua memproduksi sebagian besar energinya melalui reaksi fusi nuklir. Senjata jenis ini disebut senjata termonuklir atau bom hidrogen (disingkat sebagai bom-H), karena tipe ini didasari proses fusi nuklir yang menggabungkan isotop-isotop hidrogen (deuterium dan tritium). Meski, semua senjata tipe ini mendapatkan kebanyakan energinya dari proses fisi (termasuk fisi yang dihasilkan karena induksi neutron dari hasil reaksi fusi). Tidak seperti tipe senjata fisi, senjata fusi tidak memiliki batasan besarnya energy yang dapat dihasilkan dari sebuah sejata termonuklir.

Jikalau senjata nuklir ini dipakai untuk persenjataan perang maka apa jadinya dunia ini? apakah masih ada atau tidak ada.

Korea Utara membuat senjata nuklir ini untuk menjaga wilayahnya, karena takut dari ancaman Amerika, tapi uji coba nuklirnya tidak mendapatkan respon dari PBB (ilegal) sehingga negara Korea Utara membuat uji coba nuklir di bawah tanah kalau dibandingkan persenjataan Amerika dan Korea Utara itu berbeda.

Baca Juga:  Polisi Ringkus Penyelundup Solar Subsidi Ke Industri Di Cirebon

Amerika mempunyai persenjataan alat-alat yang tangguh, tentara yang banyak, sedangkan Korea Utara tentaranya sedikit tapi jiwa patriotismesnya kebangsaannya tinggi sehingga walaupun negara tersebut kecil tapi sangat membahayakan bagi Amerika.

Adapun Uji coba nuklir Korea Utara ini merupakan yang keenam sejak pertama kali dilakukan pada tahun 2006. Bom hidrogen tersebut merupakan senjata nuklir terkuat yang pernah diciptakan dengan daya ledak setara 100 kiloton.

untuk membandingan keduanya dari aspek yang paling esensial jumlah prajurit. Dari total populasi penduduknya yang berjumlah 323 juta jiwa, Amerika Serikat punya kuota 1,4 juta personel yang siap dikerahkan kapanpun jika dibutuhkan.

Untuk Korea Utara, meski jumlah populasi penduduknya sangat sedikit, 25 juta, namun jangan anggap remeh, mereka punya personel aktif sebanyak 700 ribu tentara. Bahkan, lebih banyak dari personel aktif negara kita yang berjumlah sekitar 460 ribu orang.

Dari sekian personel yang aktif, kedua negara yang tengah uring-uringan satu sama lain ini punya beberapa unit atau satuan khusus yang kemampuannya di atas rata-rata. Amerika sudah tak perlu dipertanyakan lagi, mereka punya Navy Seal sebagai penguasa lautan, Delta Force yang ditakuti oleh para teroris di Timur Tengah, hingga unit-unit spesial lainnya.

Lalu bagaimana dengan Korea Utara? Apa negara ini punya semacam unit khusus dengan kemampuan superhuman? Ternyata ada. Namanya adalah North Korean Special Operation Force. Pasukan ini terdiri dari segerombolan prajurit paling elit dengan perlengkapan senjata paling mutakhir. Tujuan pembentukan pasukan ini adalah untuk melancarkan serangan militer, politis, hingga psikologis terhadap musuh Korea Utara.

Dengan gelontoran dana hingga $587 miliar setiap tahunnya, tak heran jika Amerika sangat superior dalam aspek militer dan bahkan menduduki peringkat pertama di dunia. Amerika punya 5.884 tank serta, artileri gerak 1.934, kendaraan tempur lapis baja 41.062, hingga peluncur roket multipel sebanyak 1.331.

Sedangkan Korea Utara, meski hanya punya anggaran pertahanan yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan AS, US$7,5 miliar, namun mereka ternyata unggul dan nyaris menyaingi dalam beberapa nomor alutsista darat. Mereka punya 5.025 tank, 2.250 artileri gerak, 4.100 kendaraan lapis baja, dan bahkan 2.400 kendaraan peluncur roket multipel.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Bakal Beri Sanksi Industri yang Tidak Melaporkan Kasus Covid-19

Bagaiman di medan laut? Siapa yang berkuasa? Mari kita bandingkan. Amerika Serikat punya 8 kapal perang kecil sedangkan Korea Utara punya 11 unit, AS punya 63 kapal penghancur sedangkan Korut tak punya sama sekali.

AS punya 13 Kapal patroli berbanding jumlah luar biasa Korit sebanyak 438, AS punya 70 kapal selam berbagai jenis berbanding 76 kapal selam milik Korut, dan terakhir, Amerika punya 19 kapal induk berbanding nol besar milik Korea Utara.

Meski Amerika kalah dalam beberapa kategori, tetap saja mereka unggul dalam kategori yang paling penting. Lagipula, Korea Utara juga masih waras untuk tidak menyerang Amerika secara langsung melalui jalur laut.

Dan terakhir, alutsista udara. Langsung saja kita bandingkan, Amerika punya 13.762 kendaraan udara berbanding 944 milik Korea Utara. Untuk Helikopter Amerika punya 6.065 unit berbanding hanya 202 milik Korea Uata, lalu ada 947 Helikopter tempur milik Amerika berbanding 20 unit saja milik Korea Utara.

Amerika punya 2.296 pesawat tempur berbanding dengan 458 milik Korea Utara, Amerika punya 2.831 pesawat latih berbanding 169 milik Korea Utara. Dan terakhir, Amerika punya 5.739 pesawat pengangkut berbanding dengan 100 unit saja milik Korea Utara. Sepertinya, kita jadi tahu kemana mayoritas dana militer AS digelontorkan.

Walaupun secangih canggihnya kedua negara ini mempunyai senjata nuklir yang bisa menghanguskan jagat raya ini dan para ilmuan yang propesional tetap akhirnya juga senjata tersebut akan balik membunuh dirinya sendiri.

Coba simak dan telaah setelah mengkaji dari uraian di atas jangan saling menuduh sesama negara seolah-olah negara yang mempunyai persenjataan nuklir meremehkan negara lain, belum tentu yang mempunyai senjata nuklir akan kuat sebagai negara super power (alat perang yang canggih) akan kuat kalau jiwa egoisme pemimpinnya tidak saling menyadari betapa pentingnya perdamaian ini. (*)

Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_nuklir

http://www.boombastis.com/korut-vs-amerika-serikat/102966.



Disusun oleh:

Nama: Siti Nurhalimah Hamzah

Pekerjaan: Mahasiswa STAI DR.KHEZ Muttaqien Purwakarta

Jurusan: Tarbiyyah

Prodi: PAI

Kelas: 1 D (semester 1)

Jabar News | Berita Jawa Barat