JABARNEWS | BANDUNG – Kondisi pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka KH. Umar Basri (Mama Santiong) semakin membaik. Bahkan Mama Santiong pun sudah diperkenankan untuk pulang.
Terkait itu putra kedua Mama Santiong, Aceng Deding Junaedi mengatakan, kondisi ayahnya sudah membaik dan telah diperbolehkan pulang oleh dokter.
“Semakin membaik. Sekarang sudah dibolehkan pulang,” kata Aceng saat dihubungi wartawan, Rabu (31/1/2.18).
Diungkapkan Aceng, dirinya mengambil hikmal positif atas kejadian yang menimpa ayahnya tersebut. Salah satunya karena bisa menjadi ajang silaturahmi dengan keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya saat kedatangan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.
Seperti diketahui, Uu merupakan cucu KH. Choir Affandy, pendiri Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya. Uu yang lahir dan besar di lingkungan pesantren itupun kini dipercaya menjadi Ketua Umum Himpunan Alumni Miftahul Huda (Hamida).
“Atas nama keluarga, saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Pesantren Miftahul Huda atas kedatangan ini,” kata Aceng.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya bersyukur biaya pengobatan ayahandanya dibantu oleh Uu Ruzhanul Ulum yang merupakan calon wakil Gubernur Jawa Barat.
“Saya merasa tersanjung didatangi Kang Uu, merasa terharu,” katanya.
Dikatakan Aceng, selama ini hubungan keluarga Ponpes Al Hidayah dengan Miftahul Huda sangat baik.
“Apalagi sama-sama keluarga besar NU. Sekarang dengan Kang Uu menjenguk bisa lebih meningkatkan silaturahmi,” katanya.
Sementara itu, disinggung keikutsertaan Uu dalam Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018, Aceng turut mendoakan pasangan Ridwan Kamil ini agar bisa menjalaninya dengan baik dan lancar. Bahkan, Aceng memastikan dirinya berharap pasangan tersebut terpilih sebagai pemimpin Jawa Barat berikutnya.
“Saya berharap Kang Uu terpilih,” ujarnya.
Dengan terpilihnya pasangan yang biasa disebut RINDU ini, dia optimistis perhatian pemerintah kepada pesantren akan lebih baik.
“Harapannya terpilih. Karena ketika terpilih bisa mengayomi, bisa lebih perhatian. Siapa lagi yang lebih memahami pesantren kalau bukan dari pesantren,” katanya.
Laporan Agus Hermawan