JABARNEWS | INDRAMAYU – Masa panen raya di Kabupaten Indramayu tak semulus tahun-tahun sebelumnya. Panen tahun ini, berbarengan dengan turunnya harga gabah.
Menyusul kondisi itu, petani tentu kecewa. Mereka tak bisa langsung menjual gabah karena tak akan mendapat untung.
“Dihitung-hitung belum dapat untung gede. Saya memilih tidak menjual seluruh gabah,” kata Sudarsono (48), salah satu petani di Desa Kertajaya, Kecamatan Bongas, dilansir laman Radar Indramayu, Kamis (12/4/2018).
Dikatakannya, dia akan menjual gabah menjelang lebaran.
“Biasanya setiap menjelang lebaran, harga gabah naik. Lebih baik disimpan dulu,” ujarnya.
Petani lainnya, Tarmidi (52), menuturkan, harga gabah kering panen hanya Rp. 4200,- per kilogram dan harga gabah kering giling Rp. 5200,- per kilogram.
“Harga segitu masih belum memenuhi harapan petani untuk meraup untung. Minimal harga gabah basah lima ribu perak sekilo, baru bisa untung,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk 2-3 bulan kedepan, diprediksi harga gabah akan mengalami lonjakan. Itu ditandai dengan meningkatnya permintaan beras dan sejumlah bahan pokok.
“Tiga bulan lagi kan Lebaran. Harga gabah bisa naik drastis. Menyimpan gabah merupakan salah satu cara petani menabung pendapatannya,” ujarnya.
Sedangkan Kani (39), menuturkan, sengaja menyimpan gabah dengan harapan harganya akan terus naik hingga musim panen berikutnya.
“Selain untuk persiapan Lebaran, simpanan gabah juga untuk memenuhi kebutuhan anak saat memasuki tahun pelajaran baru sekolah,” terangnya. (Des)
Jabarnews | Berita Jawa Barat