Harga Cabe Merah Sungguh Parah !

JABARNEWS | SUKABUMI – Harga cabe pada sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi Senin kemarin (16/4) terpantau masih tinggi. Sekilo cabe merah dihargai parah mahalnya, Rp 48 Ribu.

Harga tersebut makin naik akibat seretnya pasokan dari petani. Sejumlah petani gagal panen hingga cabe yang sebelumnya Rp 45 ribu menjadi Rp 48 Ribu per kilo.

“Sekarang harga cabe merah TW sama lokal harganya sama Rp 48 ribu per kilo. Naiknya sudah lama, dari satu bulan kemarin dan terus naik sampai sekarang, ” ungkap salah satu pedagang sayur di Pasar Gudang Kecamatan Citamiang, Mukhtar dilansir dari radasukabumi pada Selasa (17/4/2018)

Baca Juga:  Jasad Bocah Tenggelam Di Waduk Jatiluhur Ditemukan, Begini Kronologisnya

Menurut pria paruh baya itu, kenaikan harga cabe dipicu pasokan dari petani yang berkurang. Akibatnya, Mukhtar hanya menyedikan stok seadanya.

Sementara itu, untuk bumbu dapur lain seperti bawang putih dan cabe rawit mengalami penurunan harga. Bawang putih yang biasanya dijual Rp 32 ribu per kilogram, sekarang turun menjadi Rp 28 ribu per kilogram.

Baca Juga:  Ini Perkiraan Line Up Persib Bandung Lawan Persebaya Surabaya

Begitu juga dengan cabai rawit domba, dari harga Rp 48 ribu per kilogram kini menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit hijau, masih stabil yaitu Rp 28 ribu per kilogram.

“Bawang merah harganya juga masih stabil Rp 25 ribu per kilogram, sementara tomat untuk yang besar Rp 8 ribu dan untuk ukuran kecil Rp 6 ribu per kilogram,” terangnya.

Sementara itu, salah satu konsumen Rika (34) mengeluhkan makin mahalnya harga cabai merah di pasaran. Bukan hanya harganya naik, tapi komoditas yang satu ini juga jarang ditemui di pasar tradisional.

Baca Juga:  Diduga Selang Bensin Bocor, Mobil VW Combi Terbakar di Simpang Dago

“Kalau mahal barangnya banyak sih gak apa-apa, tetapi kalau mahal terus barangnya sedikit pilihannya ya buat apa,” keluhnya.

Rika pun mendesak pemerintah melalui dinas terkait, bisa menanggulangi kenaikan harga ini dengan cepat.

“Pengennya sih harga-harga bisa normal, apalagi kalau mau bulan puasa suka banyak yang naik. Mudah-mudahan sih enggak usah naik juga harganya,” harapnya. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat