JABARNEWS | BANDUNG – Ada berbagai cara penderita varises untuk menghilangkannya. Jika tingkat varises masih terbilang ringan, Anda cukup menggunakan stocking kompresi. Namun pada saaat penderita sudah sering merasakan nyeri secara terus menerus hingga mengakibatkan pembengkakan pada kaki, Anda dapat mencoba salah satu metode pengobatan skleroterapi. Teknik ini merupakan sebuah cara untuk mengecilkan varises pasien dengan menyuntikkan larutan sklerosan pada pembuluh vena menggunakan jarum halus.
Skleroterapi sudah ada sejak abad ke 16. Namun awalnya, skleroterapi tidak menginjeksikan cairan sklerosan. Skleroterapi pertama kali dilakukan oleh D. Zollikofer di Swiss pada tahun 1682 yang menginjeksikan suatu larutan ke pembuluh darah. Pada tahun 1853, Debout dan Cassaignatic telah sukses merawat pasien varises dengan menginjeksikan perchlorate of iron. Namun pada tahun 1894, skleroterapi ditinggalkan karena memiliki efek samping yang cukup besar. Hingga akhirnya pada tahun 1940 – 1950-an cairan sklerosan terus dibuat dengan kombinasi bahan kimia yang sesuai dan mampu meminimalisir efek samping tersebut.
Larutan sklerosan merupakan cairan yang berisi kombinasi garam hipertonik, natrium tetradecil sulfat, polidokanol dan gliserin kromat yang semuanya saling bereaksi untuk menyusutkan pembuluh darah akibat varises.
Sebelum melakukan skleroterapi, pasien akan diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk memastikan tidak ada alergi atau terdapat penyakit pembuluh darah lainnya. Selanjutnya, dokter akan segera memasukkan larutan sklerosan secara perlahan pada pembuluh vena yang mengalami varises menggunakan jarum halus. Setiap suntikan mengandung 0,1 – 0,4 ml larutan sklerosan dan disuntikkan setiap 2-3 cm hingga seluruh pembuluh vena terobati atau keadaan pembuluh vena kembali mengecil.
Pasca melakukan skleroterapi, pasien sudah bisa berjalan seperti sedia kala namun tidak disarankan untuk berdiri atau duduk teralu lama demi mencegah varises datang kembali. Dalam jangka waktu satu minggu, sebaiknya hindari olahraga berat seperti berlari agar otot tidak kembali tegang. Selama masa pemulihan, pasien juga disarankan untuk memakai stocking atau celana panjang agar bagian yang terkena varises tidak terkena paparan matahari.
Namun tidak semua pasien yang mengalami varises berat bisa melakukan skleroterapi. Bagi yang tengah mengandung dan menyusui tidak boleh menjalankan terapi ini. Alasanya, agar cairan sklerosan tidak masuk ke dalam asi yang bisa menyebabkan cacat pada bayi. Selain itu, bagi penderita pembekaan darah dan penyakit jantung juga tidak boleh melakukan skleroterapi. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk memastikan Anda benar-benar bisa melakukan tindakan ini. (Fin)
Sumber berita ini diambil dari glitzmedia.co
Jabarnews | Berita Jawa Barat