JABARNEWS | MAJALENGKA – Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementrian Sosial saat ini, lebih terfokus pada perubahan karakter, pola pikir dan pembangunan mental untuk para orangtua penerima bantuan. Program ini mulai berlaku tahun 2018 ini dengan menjadwalkan secara wajib dan konsisten satu kali pertemuan dalam satu bulan, yang dimotori langsung oleh para pendamping PKH.
Aktifis Pendamping PKH di wilayah Kecamatan Palasah, Dodi Jaya SPD mengatakan kegiatan rutin sebulan sekali tersebut, memang dimaksudkan untuk membantu dan mengubah pola pikir penerima bantuan. Sehingga apa yang selama ini diberikan oleh pemerintah kepada para penerima bantuan, juga bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh generasi penerusnya.
“Dengan kata lain, para penerima bantuan ini diharapkan, ekonominya bisa meningkat. Dan hal itu bisa ditularkan kepada anak-anaknya kelak. Sehingga nanti anak-anaknya bisa menjadi lebih sukses, dan bisa mandiri ke depannya,” ungkapnya, Minggu (29/4/2018).
Dodi mengatakan pertemuan rutin sekali dalam sebulan itu, berdasarkan modul pembelajaran yang dia terima langsung dari Kementrian. Secara garis besar modul pembelajaran ini merupakan wawasan pengetahuan yang harus direalisasikan oleh para penerima bantuan.
Diantaranya menitikberatkan pada pola pengasuhan dan pendidikan anak, pengelolaan keuangan dan perencanaan usaha, pemeliharaan kesehatan dan gizi, dan perlindungan terhadap anak. Termasuk pemerhatian terhadap orang lansia serta kaum disabilitas.
“Giat pertemuan ini, nama kerennya adalah FDS atau kepanjangan dari Family Develpment Session, atau bisa dikatakan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga atau disingkat P2K2. Pada intinya, kami, sebagai pendamping PKH juga berkewajiban moral untuk mengubah pola pikir warga,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Dodi juga menerangkan tentang bagaimana pengasuhan dan pendidikan anak, serta tips menjadi orangtua hebat, yakni mengingatkan hal yang membahagiakan orangtua dan anak, sejalan antara perbuatan dan perkataan, serta bersikap dan penuh kasih sayang.
”Ada trik tersendiri bagaimana berkawan dengan anak, yakni bekerjasama dalam mengasuh anak, orangtua harus saling berdiskusi untuk memutuskan bersama terkait pengasuhan anak, serta menghormati perbedaan pendapat,” pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang penerima bantuan di desa Cisambeng, Momoh (39) mengatakan pertemuan tersebut, meskipun satu kali dalam satu bulan, terasa bermanfaat. Dia banyak mendapat pengetahuan baru dari pertemuan ini.
“Bagus juga, karena yang mengajarnya juga menyenangkan. Jadi kita tidak cuma dikasih bantuan tetapi juga ilmu, ” ungkapnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat
Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementrian Sosial terus tingkatkan taraf hidup dan mengajari masyarakat untuk mandiri, (Foto: Rik/Jabarnews).