JABARNEWS | DEPOK – H-10 jelang hari raya Idul Fitri 1439 Hijriyah, harga bahan pokok terkerek naik trennya. Kemarin, yang paling menonjol harga daging ayam. Saat ini daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Depok sudah menyentuh Rp. 40 Ribu perkilogram. Akibatnya, sejumlah mengeluhkan adanya kenaikan tersebut.
Pedagang ayam di Pasar Musi, Suyani mengungkapkan, harga ayam sebelum Ramadan sudah diangka Rp.35 – Rp.38 Ribu. Kenaikanya bertahap hingga Rp.40 ribu perkilogramnya. Kenaikan harga tersebut dari pihak peternak. Alasanya, harga pangan naik dan sudah menjadi tradisi hari raya, pasti naik harganya.
“Pembelinya berkurang, orang yang biasa beli delapan sampai sepuluh ekor sekarang paling cuman beli tiga,” kata Suyani, dikutip dari radardepok, Selasa (5/6/2018).
Kenaikan harga daging ayam, kata dia, banyaknya pembeli yang protes karena harga daging ayam cukup mahal. “Turunnya hampir setengahnya. Naiknya lebih tinggi dari pas puasa tahun lalu, kata Suyani.
Menurut dia, harga naik akan berlanjut hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kenaikan harga ayam terjadi secara bertahap, mulai Rp.500 – Rp1.000 dan terus berulang. Kenaikan tidak hanya di ayam ukuran besar, harga ayam ukuran kecil pun ikut melonjak di Ramadan. “Kayaknya bakal naik terus sampai lebaran, habis lebaran juga mungkin harganya masih mahal,” tuturnya.
Prediksinya itu didasarkan pada waktu jelang hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya.
Terpisah, pedagang ayam broiler di Pasar Cisalak, Ahmad mengaku, menjual ayam per kilogram Rp.40 Ribu. Harga Rp.40 Ribu perkilogram tersebut selama Ramadan ini, dan sebelum Ramadan harga tersebut masih stabil dingka Rp. 35 Ribu perkilogramnya. “Gak ada yang ngeluh pembeli. Paling nanya kok naik gitu,” kata dia.
Sementara, Kepala UPT Pasar Cisalak, Sutrisna mengatakan, bahan komoditi di Pasar Cisalak terbilang normal. Bahkan, kata dia, harga cabe merah dan bawang putih biasa turun terhitung Senin (4/6/2018).
“Cabe merah turun harga ke Rp.5 Ribu dari Rp.35 Ribu perkilogram dan bawang putih turun Rp.2 Ribu dari Rp.22 Ribu,” sebut dia.
Diharapkan, harga komoditi jelang hari raya stabil dan tak ada lonjakan harga. “Kami terus pantau dan berkoordinasi dengan Disdagin,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Depok, Kania Parwanti menegaskan, sampai saat ini pada umumnya harga komoditi stabil, seperti hari-hari sebelumnya.
Jadi tegas dia, tidak ada kenaikan ayam dan telur. Harga tertinggi untuk ayam masih di Juni tahun lalu untuk telur capai Rp.22.500 dan daging ayam Rp.52.500 perkilogram. Sedangkan pada Desember lalu juga mencapai untuk telur Rp25.286.
“Jadi harga telur dan daging ayam masih stabil tak ada harga yang naik signifikan,” katanya.
Namun kata dia, ayam dan telur di swalayan dapat menjadi alternatif belanja masyarakat. Sebab, sudah ada edaran surat dari Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri bahwa swalayan wajib menjual kepada konsumen daging ayam ras atau ayam beku dengan harga setinggi-tingginya sebesar Rp.32 Ribu perkilogram. Sedangkan untuk telur ayam Rp 22 ribu perkilogram. Ini, sambung Kania, sesuai Permendag No 58 Tahun 2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian.
“Patokan harga di swalayan serta Kemendag. Swalayan dapat menjadi alternatif belanja masyarakat. Serta ditujukannya ke swalayan untuk ayam beku. Yang ada di pasar tradisional ayam segar,” kata Kania. (Yfi)
Jabarnews | Berita Jawa Barat