JABARNEWS | BANDUNG – Calon Wali Kota Bandung, Nurul Qomaril Arifin, dinilai para ulama ‘Nyaah’ (sayang, Red.) pada ulama. Karenanya Pimpinan Aswaja Center Kota Bandung, Kyai Muhtar Gandaatmaja, mendukung calon perempuan satu-satunya ini.
“Pertama mudahan-mudahan yang diberkahi dan diridhai oleh Allah dan yang kedua memang kita harus ada terobosan. Katanya parpol itu salah satu persyaratanya kan ada perempuan sekian persen. Nah di eksekutif pun harus mulai,” jelas Muhtar, usai bercengkrama dengan Nurul di Ciwastra, Sabtu (23/6/2018).
Selama ini, diakuinya, perempuan selalu nomer dua, padahal yang beriman lelaki atau perempuan sama ibadahnya dan sama dosanya dimata Allah.
“Kecuali dia jadi imam salat, bicara gender jelas itu tidak boleh atau di kerajaan, di parlemen bahkan jika diatur UU tidak boleh, ya kita juga manut tidak boleh. Namun ini mumpung ada kesetaraan gender ada kesempatan baik kan. Selama ini di Bandung belum terjadi bukan, Banten sudah dan Tanggerang. Masa Bandung gak bisa,” ujarnya.
Bagi Muhtar sikap dukunganya itu hal yang wajar baik atas nama pribadi atau pesantren.
“Apalagi Gus Dur lebih liberal cara berpikirnya. Yang dipersoalkan itu perempuan tidak boleh mengimamin dalam salat atau negara tidak menghendaki dan tercantum dalam UU, selama UU tidak ada aturan itu mau apa,” ungkapnya.
Lanjut Kyai NU itu, pada Nurul ia berharap program yang dijanjikan harus dipenuhi, jangan ingkar janji. Karena itu bakal jadi masalah, jangan juga menyampaikan janji yang melebihi kemampuan atau tidak terjangkau.
“Seumur hidup saya baru kali ini saya mendukung. Itu karena Nurul ‘nyaah ka ulama’,” harapnya. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat