JABARNEWS | CIAMIS – Para pemuda di Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat gencar menyoroti pembangunan yang ada di wilayahnya. Keberadaan Kecamatan Lakbok yang terletak di ujung timur Kabupaten Ciamis dikenal sebagai lumbung padi Ciamis justru tidak sebanding dengan pembangunan yang ada.
Sebelumnya, puluhan pemuda dan mahasiswa di Kecamatan Lakbok melakukan aksi tutup 1.000 lubang sebagai bentuk kekecewaan kondisi infrastruktur jalan inspeksi yang sudah lama rusak. Mereka menuntut pihak-pihak terkait membuka mata dan membuat kebijakan yang pro rakyat, terutama Pemkab Ciamis.
Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Lakbok, Nawawi sangat menyayangkan kebijakan pemerintah Kabupaten Ciamis yang dinilai kurang menyentuh masyarakat, khususnya di bidang pembangunan infrastruktur. Pasalnya, masih banyaknya jalan serta irigasi yang menunjang sektor pertanian di Lakbok justru kondisinya memprihatinkan.
“Tinggal lihat saja kondisi sebenarnya. Kami heran berulang kali pejabat datang ke sini, bahkan sekelas menteri ke sini sampai saat ini belum juga ada perubahan yang signifikan. Makanya, kami selaku warga Lakbok berhak menuntut pemerintah agar membuat kebijakan yang pro rakyat,” tegasnya seperti dikutip harianrakyat.com.
Kaitannya dengan irigasi di wilayah Lakbok, lanjut Nawawi, juga menjadi sorotan. Pasalnya, kondisi saluran irigasi di Lakbok masih banyak yang belum berfungsi, baik karena faktor kerusakan maupun karena pendangkalan. Sehingga, di sejumlah titik musibah banjir yang melanda areal pesawahan tidak bisa dihindarkan.
“Karena banjir pula para petani tidak bisa menikmati hasil panen, bahkan ada yang hanya sekali dalam setahun. Makanya, kami mendesak Pemkab Ciamis agar gesit dalam mencari solusi di Pemprov Jabar maupun Pemerintah Pusat. Kita sudah lelah dengan kondisi seperti sejak puluhan tahun,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Nasiran, Forum Pemuda Lakbok Jaya. Menurutnya, pembangunan di Ciamis tidak merata. Sehingga, masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh pembangunan.
“Saya heran ke Pemkab Ciamis, revitalisasi Alun-alun Ciamis yang disodorkan konsultan sebesar Rp 21 miliar saja dianggarkan. Sedangkan, kami yang berada di ujung timur justru sejak puluhan tahun lalu masih saja belum melihat peningkatan pembangunan infrastrukturnya. Padahal, ini penunjang ekonomi masyarakat,” ketusnya.
Maka dari itu, lanjut pria yang akrab disapa Markum, Pemkab Ciamis seharusnya melakukan pembangunan tidak fokus di pusat kota saja, akan tetapi di daerah-daerah juga diperhatikan, apalagi di areal pesawahan yang sering banjir di Lakbok yang sudah puluhan tahun belum jelas nasibnya.
“Maka dari itu, kami dari para pemuda akan terus bergerak dan berjuang bagaimana caranya agar Pemkab Ciamis memperhatikan Kecamatan Lakbok,” pungkasnya. (Anh)
Jabarnews | Berita Jawa Barat
