JABARNEWS | JAKARTA – Kementerian Kesehatan sukses memberikan imunisasai MR (Measles dan Rubella) di Pulau Jawa-Bali pada Agustus – September 2017. Kemenkes pun ingin mengulangi kesuksesan tersebut untuk anak-anak usia 9 bulan hingga 15 tahun di luar Jawa.
Tahun lalu, Kemenkes berhasil memberikan kekebalan bagi lebih dari 34,9 juta jiwa anak-anak usia 9 bulan s.d 15 tahun di Pulau Jawa.
Mulai 1 Agustus nanti, seluruh anak di usia akan mendapatkan vaksin MR. Adapun sasaran imunisasi MR tahap II yang akan dilaksanakan di 28 Provinsi berjumlah 31,9 juta anak.
“Pada tahun 2017 kita sudah melakukan kampanye tahap I di enam provinsi di Pulau Jawa dan tahun ini sudah masuk ke dalam program imunisasi rutin. Artinya, seluruh anak di usia tersebut bisa mendapatkan tanpa melihat status imunisasi,” ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, drg. Vensya Sitohang, M. EPid, seperti diberitakan Jawa Pos.
Menurut Vensya, hal ini merupakan sebuah kabar gembira bagi para orang tua. Pemerintah menurutnya berhasil memasukkan vaksin rubella dalam bentuk kombinasi dengan vaksin campak ke dalam program imunisasi nasional.
“Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus. Pemerintah membeli namun masyarakat tidak dipungut biaya sedikitpun untuk mendapatkan manfaatnya,” tuturnya.
Vensya juga menambahkan bahwa pemerintah terus berupaya agar Indonesia bisa seperti negara-negara lain dalam memutus mata rantai penularan penyakit berbahaya. Pemberian vaksin dinilai akan memberikan kekebalan bagi penerus generasi.
“Kita ingin seperti negara-negara lainnya yang bergerak pada pencegahan bukan menunggu seseorang sakit terlebih dahulu,” ungkapnya. Dia menjelaskan jika imunisasi sudah teruji sangat cost efektif untuk mencegah penyakit.
“Kalau pemahaman ini diterima dengan baik, seharusnya tidak ada satu orang pun yang tidak terimunisasi di setiap rumah tangga,” imbuh Vensya.
Vensya menambahkan bahwa sebanyak 95 persen dari seluruh sasaran harus mendapatkan imunisasi MR agar dapat terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Dengan cara ini, penyakit tersebut tidak memiliki inang untuk berkembang biak. (Anh)
Jabarnews | Berita Jawa Barat