Eze Disanksi, Umuh Geram Segera Kumpulkan Pemain Dan Pelatih

JABARNEWS | BANDUNG – Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar geram saat mendengar komisi disiplin (komdis) PSSI menjatuhkan sanksi terhadap EZechiel N’Douassel dengan larangan bermain dua pertandingan dan denda sebesar Rp 20 juta.

Umuh menilai sanksi yang dijatuhkan komdis terhadap Ezechiel terlalu mengada-ada, dibuat-buat dengan tujuan untuk menggembosi Persib yang saat ini masih menjadi pemuncak klasemen sementara Liga 1 2018.

“Ini terlalu mengada-ngada, terlalu dibuat-buat. Kenapa Persib sepertinya mudah sekali mendapatkan sanksi. Tapi pemain di tim lain ada yang melakukan pelanggaran lebih parah tidak disanksi,” ujar Umuh dengan nada kecewa saat dihubungi, Kamis (2/8/2018) malam.

Umuh mencontohkan, salah satu pemain yang seharusnya mendapatkan sanksi adalah Ismed Sofyan. Pada saat melawan Persija Jakarta di pekan ke-16 lalu, Ismed menendang bola ke arah wasit. Kejadian bermula saat Ismed berusaha berebut bola udara dengan pemain tengah Bali United, M Taufiq. Sial bagi Ismed, dia didakwa melakukan pelanggaran oleh wasit Armyn Dwi Suryathi asal Sumatera Selatan. Kapten Persija ini dianggap mengangkat kaki terlalu tinggi.

Baca Juga:  Jaksa Agung Mutasi Kajari Di Jawa Barat, Berikut Daftarnya

Tak terima dengan putusan itu Ismed kemudian menendang bola ke arah wasit, tetapi untungnya tak mengenai sang pengadil. Imbasnya, Ismed diganjar kartu kuning yang langsung disambut dengan kemarahan dan aksi melepaskan ban kapten di tangannya.

Atas insiden itu, Ismed bisa saja mendapat sanksi dari Komisi Disiplin PSSI. Merujuk pasal 50 ayat 1a tentang tingkah buruk terhadap perangkat pertandingan, maka Ismed seharusnya diberikan hukuman. Namun, hingga kini Komdis tak mengeluarkan hukuman.

“Miris saya melihat ini. Apalagi di Indonesia banyak pelatih dan pemain asing, mereka pasti cerita ke rekan dinegaranya. Ini sudah tidak benar, tidak adil,” tutur Umuh.

Manajer berusia 70 tahun ini pun mempertanyakan aturan apa yang dipakai PSSI dalam urusan sanksi ini. Menurutnya sebelum menjatuhkan sanksi seharusnya komdis mendatangkan dulu pemain yang bersangkutan untuk dimintai keterangan. Setelah itu baru menjatuhkan hukuman. Sayangnya hal seperti itu tidak dilakukan komdis saat memutuskan hukuman.

Baca Juga:  Ketahanan Pangan Jawa Barat Diklaim Aman, Herry Dermawan Justru Mempertanyakan Nasib Para Petani

Atas sanksi yang bertubi-tubi menimpa pemainnya, Umuh mengaku dirinya akan secepatnya mengumpulkan pemain dan pelatih untuk membahas persoalan sanksi tersebut.

“Mungkin besok saya akan kumpulkan pemain, untuk membahas ini. Karena kita sudah terlalu sering mendapat sanksi. Ini jelas merugikan karena posisi kita sedang di atas, ini seperti digembosi,” tegas Umuh.

Hingga 18 laga yang sudah dilakoni skuat Maung Bandung di Liga 1 2018, sudah lima pemain Persib yang mendapatkan sanksi berupa larangan bermain dan denda. Pertama Supardi yang dinilai telah melakukan pelanggaran berupa menanduk wasit Dwi Purba Adi Wicaksana saat pertandingan menghadapi Mitra Kukar pada pekan ke-3 Go-Jek Liga 1, Minggu 8 April 2018. Pemain yang menyandang ban kapten persib itu pun disanksi larangan bermain selama empat laga dan denda Rp50 juta. Namun hasil banding justru menghukum Supardi lebih berat dengan jumlah denda jadi Rp 75 juta.

Baca Juga:  MUI Serukan Negara-negara Islam Boikot Produk Israel

Pemain kedua adalah Oh In-Kyun, dia mendapatkan sanksi larangan bermain dua laga dan denda Rp25 juta karena terbukti menyikut pemain Persija. Setelah itu ada Bojan Malisic dan Hariono yang disanksi larangan dua kali bermain dan denda masing -masing sebesar Rp 20 juta dan Rp 10 juta.

Belum juga usai Bojan dan Hariono menjalankan sanksinya, kini sanksi tidak bisa bermain dua pertandingan dan denda Rp 20 juta dijatuhkan terhadap striker Persib yang saat ini tercatat sebagai top skor dengan raihan 13 gol. (Ati)

Jabarnews | Berita Jawa Barat