Zonasi Bikin Sekolah Madrasah Terancam Gulung Tikar

JABARNEWS | KOTA SUKABUMI Sistem zonasi rupanya dikeluhkan sebagian sekolah di Kota Sukabumi. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementrian Agama Kota Sukabumi, Ade Bahrudin menjelaskan, pasca pemerintah pusat memberlakukan sistem zonasi, terjadi penurunan siswa di lembaga madrasah di Kota Sukabumi.

Hal tersebut terjadi karena minat masyarakat Kota Sukabumi untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah (Mts) menurun. Selain itu juga, berbagai faktor melatarbelakangi penurunan minat dari mulai sistem zonasi, hingga banyaknya lembaga pendidikan negeri maupun swasta yang setara.

Baca Juga:  Anggota DPRD Jabar: Pemerintah Boleh Lakukan Pergeseran Anggaran

Dikutip radarsukabumi, jumlah madrasah di Kota Sukabumi meliputi Madrasah Ibtidaiyah 27 lembaga, Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26 dan Madrasah Aliyah (MA) 15 lembaga. Dari tiga lembaga Madrasah itu, penurunan sebanyak 0,98 persen terjadi pada lembaga MTs.

’’Lembaga MTs yang ada penurunan, kalau MI dan MA masih cukup stabil. Faktornya cukup banyak memang, mulai dari sistem zonasi, banyaknya lembaga yang setara hingga tren di kalangan orang tua murid menurun,” jelasnya.

Baca Juga:  Kapan Pertandingan Pertama Premier League Dimulai? Simak Ini

Selain itu, faktor yang menyebabkan penurunan tren Madrasah yakni dimulai siswa, orangtua dan lembaga madrasahnya sendiri. Artinya, saat ini tidak sedikit siswa yang berkeinginan untuk sekolah ke madrasah, kurangnya penegasan dari orang tua dan kurangnya sosialisasi dari lembaganya.

’’Makanya kami saat ini tengah menggenjot sosialisasi madrasah kepada masyarakat, semoga saja peningkatan minat ke depan cukup signifikan,” ujarnya.

Baca Juga:  Capai Puluhan Ribu Penderita, Warga Bekasi Rentan Terserang Diabetes

Sekolah madrasah, lanjut Ade, cukup penting bagi anak-anak yang masih memerlukan bimbingan, dorongan dan semangat untuk belajar memahami tentang agama yang tujuannya agar dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. ’’Madrasah ini salah satu lembaga yang mampu menyaring budaya dan pengaruh negatif di era ini,” singkatnya. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat