JABARNEWS | PURWAKARTA – Kepala UPTD Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Keramik Plered, Kabupaten Purwakarta, Bambang Megawahyu mengatakan, terhitung sejak awal bulan Juli 2018 lalu.
Pihaknya mengaku, telah mengekspor sebanyak 69 kontainer keramik ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika, seperti ke negara Jerman dan Polandia.
“Alhamdulilah untuk dua bulan terakhir kita kebanjiran pesanan keramik untuk di kirim kesejumlah negara,” ujar Bambang, Rabu (15/8/2018).
Lanjut dia, untuk menarik minat yang tinggi terhadap keramik yang ada di Plered bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, ada bebarapa tahap yang dijalankan dengan pihak buyer sebelum akhirnya mereka memilih keramik produk Plered.
“Sebelum melalui tahap pengiriman, keramik yang akan dikirim diuji dalam segi kualitas keramik dan kemasanya terlebih dahulu,” ujar Bambang.
Bambang Megawahyu
Dia menambahkan, adapun jenis keramik yang di kirim tersebut didominasi oleh jenis keramik hias, antara lain seperti jenis pot bunga.
“Keramik-keramik ini diambil dari sejumlah pengrajin yang ada di Desa Anjun ini sendiri,” jelasnya.
Dia berharap, jumlah ekspor keramik yang saat ini terjadi akan mengalami peningkatan. Sehingga produksi pengrajin keramik di Plered sendiri akan stabil.
“Saya akan terus berkomunikasi dengan pengrajin yang ada, bagaiamana caranya agar jumlah ekspor keramik ini terus bertambah,” ujarnya.
Pihaknya menargetkan, 120 kontainer keramik asal Kecamatan Plered bisa diekspor ke sejumlah negara hingga akhir 2018 mendatang. Namun demikian, untuk merealisasikan hal itu, harus dilihat dulu dari jumlah produksi yang bisa dihasilkan para perajin keramik di wilayah tersebut.
“Karena setiap tahunnnya keramik yang di ekspor ke berbagai negara bisa mencapai lebih dari 100 ribu picis,” paparnya.
Menurutnya, pada 2014 lalu, keramik Plered yang ke luar negeri mencapai 75 kontainer. Lalu, pada 2015 jumlahnya naik mencapai 80 kontainer.
Kemudian, di tahun 2016, ekspor keramik kembali mengalami kenaikam mencapai 112 kontainer, sampai akhir 2017 kemarin, ekspor produk kriya ini menembus 120 kontainer. Permintaan ekspor ini sangat tinggi.
Bahkan, di 2017 lalu, para perajin keramik tak bisa 100 persen memenuhi permintaan pasar ekspor.
Kendalanya, lanjut Bambang, salah satunya karena terbatasnya jumlah perajin. Saat ini, sekitar 221 orang. Jumlah perajin ini, tidak pernah bertambah. Lantaran, minat generasi muda untuk menjadi perajin keramik sangat minim.
Karena itu, tambah Bambang, pihaknya ingin bersinergi dengan Dinas Pendidikan, supaya para pelajar tertarik untuk menekuni kerajinan ini.
Bahkab, Litbang Keramik ini bisa dijadikan laboratorium bagi pelajar untuk mengenal berbagai motif keramik dan cara membuatnya.
“Kami sangat terbuka. Jika ada pelajar yang ingin belajar membuat keramik atau motifnya, kami siap membantu,” pungkasnya. (Gin)
Jabar News | Berita Jawa Barat