Dedi Mulyadi: Asian Games Tidak Patut Dibuat Ajang Nyinyir

JABARNEWS | PURWAKARTA – Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan Asian Games 2018 merupakan hajat Negara. Sehingga, sangat tidak patut jika ajang tingkat internasional tersebut dijadikan kesempatan untuk nyinyir kepada pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Mantan Bupati Purwakarta tersebut di kediamannya. Tepatnya, di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta, Senin (20/8/2018).

“Asian Games itu hajat Negara loh, jangan dibuat nyinyir. Apalagi dijadikan komoditas politik. Ini hajat internasional,” katanya.

Pembawa obor Asian Games 2018 di Purwakarta itu juga menilai pembukaan event tersebut sangat spektakuler. Mata dunia terpana atas keragaman kultur yang ditambilkan dalam opening ceremony yang digelar di GBK itu.

Baca Juga:  Dirasa Koruptor Masih Berkeliaran di Tasik, Masyarakat Minta KPK Lebih Cekatan

“Harus diakui bahwa mata dunia terpana dan ini keberhasilan Negara. Tidak perlu lagi ada perdebatan antara cebong dan kampret soal ini. Karena mereka sama-sama hidup di sebuah Negara yang saat ini Pak Joko Widodo adalah Presiden negara ini,” ujarnya tegas.

Dalam kesempatan itu Dedi juga mengkritisi sentimen pembicaraan netizen yang muncul. Menurut dia, butuh kearifan untuk membedakan Joko Widodo sebagai Presiden RI dan sebagai Capres.

Baca Juga:  Tas Branded Original Yang Memiliki Daya Jual Tinggi, Ini Tips Memilihnya

Saat pembukaan Asian Games, kapasitas Mantan Wali Kota Solo tersebut adalah Presiden RI. Sehingga, sangat tidak arif jika ada sebagian pihak yang mengaitkannya dengan kontestasi Pilpres 2019.

“Gak usah campurin politik ke dalam Asian Games. Baiknya doakan para atlet kita agar bisa mendulang emas yang banyak. Kalau mereka juara, kita sebagai bangsa juga kan ikut senang. Nama Indonesia semakin berkibar di dunia internasional,” katanya.

Pemeran Pengganti

Alih-alih apresiasi terhadap kegiatan Asian Games, Dedi justru miris melihat perilaku netizen. Pasalnya, mereka malah sibuk berkomentar tentang pemeran pengganti Joko Widodo saat mengendarai motor besar.

Baca Juga:  Rombongan Pelajar SMP Asal Depok Alami Kecelakaan di Tol Cipali

Hal itu kata Dedi, sangat tidak substansif dalam kehidupan kebangsaan bahkan dalam seni peran. Karena, penggunaan pemeran pengganti merupakan hal lumrah yang biasa dilakukan bahkan untuk sekelas aktor. Apalagi, untuk seorang Presiden yang keselamatannya harus terjaga.

“Bintang Hollywood saja pakai stuntman kok. Ini Presiden kita loh. Justru, kita harus mengapresiasi Presiden yang mendobrak protokoler menjadi entertaint,” ucapnya. [jar]

Jabarnews | Berita Jawa Barat