JABARNEWS | JAKARTA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah berulang kali mengingatkan jemaah haji untuk mematuhi aturan penerbangan agar kepulangan berjalan lancar di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
Hal ini berkaitan dengan pembongkaran yang dilakukan saat tiba di bandara lantaran masih banyak jemaah haji yang membawa barang-barang melebihi ketentuan, hingga akhirnya barang-barang jemaah haji tercecer.
“Jemaah sudah diingatkan untuk tidak membawa bawaan tambahan sebelumnya, tapi ternyata masih banyak yang tak mematuhi,” ujar pelaksana Seksi Perlindungan Jemaah Daker Bandara, Ubaidillah yang memantau pemeriksaan barang-barang, dikutip kemenag.go.id, Kamis (30/8/2018).
Ia mengatakan, barang-barang tercecer dari jemaah haji akan disisir petugas Indonesia dan didata misalkan ada temuan barang-barang berharga. Temuan itu, kata Ubaidillah, nantinya dikumpulkan dan diserahkan ke Daker Bandara untuk diinventarisir.
Sementara itu, Chief Leader Saudia di Bandara King Abdul Aziz, M Yusuf Sunardi, mengatakan, jemaah hanya boleh membawa koper bagasi seberat 32 kilogram yang diangkut pihak kargo dari hotel di Makkah.
“Sedangkan untuk dibawa ke pesawat, mereka hanya dibolehkan membawa tas jinjing seberat tujuh kilogram dan tas kecil berisi paspor dan surat berharga,” ucap Yusuf.
Menurutnya, air zamzam juga tak boleh dibawa jemaah haji di koper bagasi karena membahayakan penerbangan. Jika terjadi kebocoran di bagasi, kata Yusuf, air bisa membuat korsleting sistem kelistrikan mesin pesawat.
“Sebab itu, pihak maskapai akan membagikan zamzam ke jemaah di debarkasi di Tanah Air,” jelas Yusuf.
Tim Media Center Haji (MCH) Daker Bandara melaporkan, bawaan lebih jemaah tertahan sesaat sebelum mereka didorong ke gerbang keberangkatan dari Plaza Bandara Jeddah.
Akibatnya, banyak jemaah diminta membongkar tas kresek atau ransel tambahan dan memasukkan barang seperlunya ke koper jinjing.
Barang-barang, makanan, dan minuman jemaah kemudian nampak berserakan di lantai bandara. Puluhan botol air zamzam juga harus ditinggal karena ketentuan larangan membawa benda cair berlebih dalam penerbangan.
Sebagian jemaah juga nampak harus menenteng dengan tangan kosong oleh-oleh yang tak boleh dibawa dengan tas tambahan.
“Ini mainan untuk tiga cucu saya di kampung,” kata Nok Sumartoni (55 tahun) seorang haji asal Sumedang, Jawa Barat. Di tangannya, nampak sebuah boneka anak perempuan dan satu mainan helikopter radio kontrol. (Des)
Jabarnews | Berita Jawa Barat