JABARNEWS | BANDUNG – Sejumlah sanksi yang dijatuhkan Komdis PSSI kepada Persib Bandung, buntut meninggalnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila di GBLA Kota Bandung, dinilai Wakil WaliKota Bandung Yana Mulyana, tidak adil dan merasa dirugikan.
“Merasa dirugikan ulah oknum bobotoh tapi kalau memang ini dianggap pemerintah yang punya regulasi tergantung dari sisi mana orang melihat sanksi yang subjektif juga. Karena kan tujuan sanksi agar tidak melakukan kesalahan lagi bukan merugikan,” jelas Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Bandung Yana Mulyana, di balai kota, Rabu (2/10/2018).
Menurutnya, denda yang dikenakan kurang ideal. “Persib klubnya disalahkan padahal gak salah-salah teuing, dan kebetulan saya waktu itu ikut nonton kemungkinannya yang datang ke dalam sama yang di luar banyak yang di luar,” ungkapnya.
“Kemungkinan punten (maaf) yang di luar memang gak niat nonton, karena kalau gak bisa nonton gak bisa masuk karena gak ada tiket. Tapi kalau ada tiket tidak se-imbang, itu oknum tidak niat nonton, itu harusnya diberi edukasi oleh suporter,” paparnya.
Yana mengungkapkan, sanksi itu diberikan kepada semua pihak Persib mulai dari klub Persibnya, pemain, bobotoh. “Ada ketidakadilan, ini kan oknum bobotoh di luar stadion. ‘Teu Mais Teu meuleum’, harusnya lihat secara komperhensif dilihat skalanya, sanksi kan untuk pembinaan agar jera tidak malah merugikan,” terangnya.
Saat itu, penyelenggaraan sudah maksimal keamanan sudah kordinasi biasa 1.700 personel menjadi 4.000 personel untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Tapi tetap disalahkan pemain dan klubnya, padahal tidak melakukan provokasi.
Yana menilai sanksi itu tidak mendidikan dan merasa dirugikan. Ditanya sanski yang ideal itu seperti apa. Yana pun mengaku tengah membahasnya.
Pasalnya saat sempat dulu diterapkan sanksi, kelompok yang berulah tidak diberi tiket mereka tetap datang karena ingin membuat rusuh. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat