Jokotri: Gempa dan Kesiapan Diri Manusia

GEMPA dalam Al-Quran disebut empat kali dengan kata “arrajfatu” dalam Ankabut (29) ayat 37 dan Araf (7) ayat 155, 91, dan 78. Yakni guncangan bumi yang berakibat kematian manusia. Bisa dipahami dari ayat tersebut gempa terkait dengan dosa yang diperbuat kaum Nabi Syu’aib as dan Nabi Musa as.

Perlu ditelaah dengan mendalam tentang tafsir dari ayat yang menyebut kata “arrajfatu”. Saya persilakan ahli tafsir mengkajinya. Namun, yang terpenting bahwa fenomena gempa dalam Alquran sudah disebut dan dari sisi agama menjadi kehendak Allah yang tak bisa diingkari.

Lantas, apa hikmahnya buat kita hari ini terkait gempa, yang pada tahun 2018 ini dialami masyarakat Lombok kemudian Palu dan Donggala?

Baca Juga:  Pemkot Bandung Tunda Sekolah Tatap Muka, Orang Tua Diminta Tingkatkan Pendidikan Keluarga

Saya memahaminya tentang kesiapan diri manusia. Sebagai manusia mesti sadar bahwa segala sesuatu berada dalam kehendak Allah dan manusia tidak punya kekuatan. Walau pun berupaya untuk “melawan” dengan berbagai pencegahan gempa seperti di Jepang yang membangun rumah-rumah antigempa, jika sudah kehendak-Nya maka tak bisa ditolak.

Kesadaran akan hadirnya fenomena alam yang dahsyat yang sewaktu-waktu terjadi ini mengingatkan kita pada Hari Kiamat. Bencana dan musibah di bumi berupa gempa masuk kategori kiamat kecil (sughra). Sehingga gempa bukan sekadar fenomena alam, tetapi tanda pengingat dari Allah. Apa pun yang dialami oleh manusia terkait dengan fenomena gempa mesti diterima dengan ikhlas, sabar, dan tawakal.

Baca Juga:  Jabar Terima Penghargaan Investasi Terbaik 2021, Uu Ruzhanul Ulum: Ekonomi dan Daya Beli Masyarakat Naik

Selain kehendak Allah, fenomena gempa di Indonesia ini perlu dijadikan renungan sekaligus aksi solidaritas. Masyarakat yang tidak mengalami musibah seperti di Lombok, Palu, dan Donggala, alangkah baiknya tidak sekadar meramaikan jagad medsos dengan postingan korban dan reruntuhan bangunan yang hancur. Mestinya tergerak untuk bahu membahu menolong dengan bantuan kemanusiaan yang maksimal melalui lembaga terpercaya. Disertai dengan doa yang tulus untuk mereka yang terkena korban.

Baca Juga:  Enam Posko Pemeriksaan Didirikan Pemkab Cianjur Guna Bendung Penyebaran PMK

Dengan fenomena gempa ini diingatkan oleh Allah agar masyarakat Indonesia tidak terus menerus meributkan hal yang dapat merusak persaudaraan dan persatuan. Melalui gempa ini kita diingatkan untuk peduli dan empati sekaligus merajut persaudaraan dengan mengesampingkan urusan politik dan kepentingan pribadi. Sekarang fokus untuk membantu dengan doa bagi yang tak mampu dan dengan materi bagi yang memiliki kelebihan dari rezekinya. ***

Jokotri (Dr. JOKO TRIO SUROSO, Drs, SH, MH, MM, MBA.) adalah Caleg DPRD Jabar Dapil Karawang dan Purwakarta