JABARNEWS | PURWAKARTA – Hani Nuralfiyah (21), Korban penembakan di Tol Pasteur Bandung, Jumat (31/8/2018) dini hari, menghembuskan nafas terakhirnya, Senin (22/10/2018) petang.
Diketahui, Hani alami Luka tembak di bagian leher. Saat kejadian, ia duduk di belakang mobil jenis minibus. Pelaku tak dikenal menembak mobil dari belakang dan mengenai Hani.
Sebelumnya, warga Kampung Kaum RT 01/01, Desa/Kecamatan Campaka itu, sempat dirawat di beberapa rumah sakit akibat luka tembak di bagian leher.
Dari informasi sebelumnya, kejadian yang menimpa Hani itu berawal saat dia bersama dua temannya atas nama Bella dan Mita diajak dua laki-laki yang juga dari Purwakarta, pada Jumat (31/8/2018). Dia bertolak dari Purwakarta menuju Bandung menuju sebuah tempat hiburan di wilayah itu.
Kabarnya, ditempat hiburan itu dua teman prianya terlibat cekcok dengan pengunjung lain. Kemudian, saat hendak kembali ke Purwakarta kendaraan jenis minibus yang ditumpangi dia bersama empat temannya itu ada yang menembak dari arah belakang. Alhasil, sebuah peluru pun bersarang tepat di bagian leher belakang Hani.
Pasca kejadian itu, Hani sempat dilarikan ke RS Dustira untuk mendapat perawatan medis. Namun, belakang Hani dirujuk ke RSHS untuk mendapat tindakan medis lebih lanjut. Mengingat, luka yang dialaminya cukup serius. Bahkan, kabarnya Hani sempat kritis beberapa saat.
Kurang lebih 1,5 bulan, gadis belia itu dirawat di RSHS. Kendati sudah dilakukan operasi, tapi kondisi Hani tak sepenuhnya sembuh. Meski begitu, keluarga memilih merawat Hani di kediamannya di Purwakarta.
Menurut tetangga Hani, Setiawan (45), sesaat setelah kepulangannya dari rumah sakit, kondisi remaja itu memang berangsur membaik. Namun, Hani terlihat belum bisa menggerakan anggota tubuhnya. Dia hanya bisa terbaring lemas di atas kasur.
“Kalau berbicara sih sudah bisa. Tapi, kayanya belum bisa berjalan normal,” ujar dia, di lokasi pemakaman Hani di Desa Campaka, Selasa (23/10/2018).
Sementara, Ayah dari Hani, korban penembakan tersebut, Asep Hermawan (48) mengaku, keluarga sangat terpukul dengan apa yang dialami putrinya itu. Dia tak menyangka, nasib Hani akan setragis ini.
“Ya tidak menyangka saja pak,” ujar Asep yang terlihat tak kuat menahan air mata atas kepergian anaknya tersebut.
Asep berharap, pelaku penembakan terhadap anaknya bisa segera diproses secara hukum. Keluarga juga meminta pertanggung jawaban terkait kejadian ini. Apalagi, keluarga sudah tahu jika pelakunya, disinyalir adalah anggota polisi.
Keluarga juga menyayangkan, dari pihak pelaku seperti tidak ada itikad baik. Bahkan, selama anaknya dirawat, tak ada satu pun yang melihat kondisi anaknya itu.
“Kabarnya sih, saat ini kasusnya sedang ditangani Polda Jabar. Kami berharap, pelaku bisa mendapatkan hukuman yang setimpal, sekalipun dia adalah anggota polisi,” papar Asep.
Sang Ayah menambahkan, anaknya ini sempat dirawat di rumah selama beberapa pekan. Hanya saja, kondisinya sangat memprihatinkan. Senin (23/10) sore, kondisinya kembali memburuk. Keluarga pun sempat membawanya ke RS Siloam Purwakarta. Namun, saat di perjalanan anaknya ini sudah meninggal dunia.
Pantauan dilapangan, prosesi pemakaman Hani yang dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB itu diwarnai isak tangis keluarga. Bahkan, terlihat teman-teman sebaya korban juga turut berdatangan ke lokasi pemakaman. (Gin)
Jabar News | Berita Jawa Barat