JABARNEWS | MAJALENGKA – Hingga dua pekan ini, netizen Majalengka masih aktif membicarakan penemuan gading Stegodon oleh tim peneliti dari ITB. Sementara itu, sejumlah aktifis Grup Majalengka Baheula (Grumala) juga sempat menelusuri jejak-jekak penemuan fosil purbakala di sungai Cilutung di bagian Majalengka selatan. Titik lainnya yang menjadi perhatian yakni titik Gunung Kromong di wilayah perbatasan Majalengka-Cirebon.
Aktifis Grumala pecinta sejarah, Nana Rohmana, akrab dipanggil Naro mengatakan bahwa di beberapa wilayah Majalengka memang menyimpan banyak fosil purbakala. Oleh karenanya pihaknya mencoba untuk meninjau ke lokasi, diantaranya di Gunung Kromong, dan di wilayah Majalengka selatan seperti Bantarujeg, Cengal dan sungai Cilutung.
“Di gunung Kromong itu, di perbatasan Majalengka-Cirebon pernah diteliti oleh peneliti asal Belanda puluhan tahun lalu. Dan peneliti Belanda sempat menyatakan daerah itu merupakan lumbung fosil di Majalengka,” ungkapnya, Minggu (16/12/2018).
Naro menambahkan titik lainnya yakni di wilayah Majalengka bagian selatan. Pihaknya bersama Grumala menyusuri sungai Cilutung dan ditemukan banyak jejak raksasa yang tidak difahami oleh logika.
“Ada kemungkinan bahwa batu Cadas yang terukir secara rapih itu, merupakan akibat jatuhnya meteor di wilayah Majalengka. Bersamaan dengan jatuhnya meteor itu, Stegodon yang hidup pada masa itu mati karena meteor. Itu hanya kemungkinan besar, biarkan para ahli nantinya yang akan menelitinya kembali,” ungkapnya.
Sementara itu, aktifis grumala lainnya, Topik membenarkan bahwa pihaknya mencoba menelusuri sungai Cilutung di wilayah Majalengka selatan pada dua hari lalu. “Kami sempat foto-foto dan mendokumentasikannya. Ada beragam jejak yang tak difahami akal.” ungkapnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat