JABARNEWS | BANDUNG – Tokoh Robin Hood dan Katniss Everdeen menjadi simbol tokoh film yang mahir memainkan panah. Kemahirannya ditambah akurasi terkadang membuat siapapun yang melihatnya akan terpukau. Nyatanya, memainkan panah tak semudah yang dikira.
Memanah memang aktivitas yang sudah ada sejak lama. Namun terkadang, sarana penunjang untuk kegiatan ini masih minim. Padahal, seiring berkembangnya zaman peminat permainan ini semakin meningkat.
“Banyak yang hobi archery berawal dari menonton film terutama anak-anak dan remaja. Salah satunya karena menonton Robin Hood. Tapi setelah mencoba berlatih, motivasi awal mereka karena film itu perlahan hilang. Mereka tak hanya senang dengan hobinya tapi banyak juga yang lebih serius ke arah prestasi,” terang Ishaq Ahmad Nizhami (27), salah seorang pelatih memanah di Bandung Archery Club.
Ada banyak manfaat yang diperoleh bagi mereka yang rutin dan terukur dalam beraktivitas memanah, misalnya pada aspek fisik. Berlatih menembak atau memanah dengan posisi yang benar, postur atau badan menjadi terbiasa tegap.
Selain itu, fokus penglihatan dan pikiran juga akan terlatih. Malah, fokus ini akan berdampak pada tingkat akurasi bidikan.
Ishaq memaparkan, jika pikiran kacau, berdasarkan pengalaman boleh jadi setiap akurasi tembakan seorang pemanah tidak akan konsisten.
Karena itu, untuk melatih sisi akurasi pemanah harus dalam kondisi fokus sekaligus fun. Dalam hal ini, fun dapat dilakukan di banyak range seperti gunung, bukit, pantai, hutan, sungai hingga lapangan.
Sejak didirikan 2011 silam dan resmi berbadan hukum pada 2014, Bandung Archery telah banyak menerima anggota dari berbagai usia dan kalangan. Hingga saat ini setidaknya ada 4 cabang atau range (archery indoor) yang tersebar di Kota Bandung, salah satunya di bilangan Jalan Gudang Utara.
Aturan dan ketentuan memanah dari federasi panahan internasional (Federation Internationale de Tir à l’Arc atau FITA), menjadi acuan Bandung Archery dalam melakukan aktivitas di kelas.
Kelas archery tak hanya diikuti remaja dan dewasa, tapi juga banyak diminati anak-anak. Di Bandung Archery, anak-anak di bawah usia lima tahun memang tidak dikategorikan sebagai anggota karena aktivitasnya lebih banyak mengarah kepada hiburan. Mereka boleh saja melakukan aktivitas panahan asalkan didampingi orang tuanya.
“Yang diakui anggota mulai kelas 2 SD hingga tak terbatas,” terang Ishaq. Makanya, busur yang digunakan anggota akan disesuaikan dengan postur masing-masing. Tak dipungkiri, busur panah masih langka dimiliki masyarakat sehingga Bandung Archery menyediakannya untuk disewakan di tempat berlatih. (Tri)
Jabarnews | Berita Jawa Barat