JABARNEWS | MAJALENGKA – Petani cabe rawit di wilayah Majalengka kini bingung dan merugi. Harga cabe rawit ketika dijual ke tengkulak atau pengepul hanya dihargai Rp. 4.000 sampai Rp. 5.000,- saja. Tidak jelas faktor penyebabnya apa, namun para petani cabe tak bisa berbuat banyak.
Salah seorang petani cabe di wilayah Maja dan Argapura, Titin (46), mengatakan, pihaknya merasa dilematis dengan kondisi harga cabe yang akan dijualnya kepada tengkulak, karena harganya sangat murah yakni Rp. 4.000,- atau Rp. 5.000,- saja untuk satu kilogram.
“Namun, jika dibiarkan saja di rumah, tanpa segera dijual, maka akan cepat membusuk. Jadi kami tak bisa berbuat apa-apa, kecuali pasrah,” ungkapnya, Selasa (8/1/2019).
Petani lainnya, Uju (45), mengatakan, hal yang sama, kemungkinan turunnya harga cabe rawit adalah faktor panen yang mulai merata, ditambah faktor cuaca hujan, yang akan segera membuat busuk cabe rawit jika terlalu lama disimpan.
“Terlepas dari apa faktor penyebabnya, namun kami sebagai petani malah rugi. Karena hitungannya itu, untuk membayar pemetik cabe ketika panen saja, satu pekerja harus dibayar antara Rp. 40 ribu sampai Rp. 50 ribu. Jangankan kembali modal, yang ada malah rugi,” ungkapnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat