JABARNEWS | BANDUNG – Panitia Seleksi (Pansel) Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemprov Jawa Barat memastikan, seleksi berjalan objektif tanpa ada intervensi dari pihak manapun.
“Bahwa di dalam proses ini berjalan sangat objektif, karena Gubernur tidak pernah melakukan intervensi kepada kami sama sekali. Tidak ada titipan apapun. Ini murni berdasarkan pada kriteria yang sudah kita sepakati bersama,” ujar Pansel, Oekan Soekotjo Abdoellah, di area halaman Gedung Sate, Bandung, Jumat (25/1/2019).
Ia menuturkan, saat ini panitia telah menemukan tiga besar nama-nama terbaik se-Jabar dari setiap jabatan yang dilelang, di luar Dinas Kesehatan. Selanjutnya panitia akan menyerahkan nama-nama tersebut kepada Gubernur.
“Setelah tiga besar, kita serahkan kepada Pak Gubernur. Di mana Pak Gubernur juga perlu cemistry,” ujar Oekan yang juga Ketua Senat Akademik Unpad.
Dikatakannya, nama yang terpilih diharapkan dapat mewakili masyarakat Jabar dan paham betul tentang Jabar. Dengan begitu, dapat bekerja sama untuk bisa memajukan Jabar.
Secara keseluruhan, lanjutnya, nama-nama yang masuk dalam tiga besar ini memiliki bagian yang penting, meskipun tdak ada yang sempurna. Namun, ia memastikan mereka adalah yang terbaik di antara yang ada.
“Saya katakan sih terus terang jalau saya perfeksionis tidak ada, tapi kita cari yang terbaik,” jelasnya.
Menurut Oekan, para kandidat kepala dinas ini sebelumnya telah melewati berbagai seleksi. Di antaranya administrasi dan wawancara. Para peserta ditanya pemahamannya mengenai persoalan yang ada di Jabar.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Yerry Yanuar, mengatakan, saat wawancara dapat terlihat kapabilitas kemampuan peserta.
“Pemahaman terkait persoalan Jabar dan pola berpikir mereka. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut, peserta diminta untuk menuangkan idenya. Bagaimana dalam waktu singkat pemimpin dapat menelurkan idenya,” ujar Yerry.
Rekam Jejak
Oekan menuturkan, untuk memastikan tidak ada peserta yang memiliki permasalahan dengan hukum nantinya setelah nama-nama peserta terpilih diserahkan kepada Gubernur, akan dilakukan kembali pemeriksaan rekam jejaknya dengan meminta bantuan BIN, KPK, dan PPATK.
Kedepan, tambahnya, panitia seleksi ini dapat menjadi percontohan bagi provinsi maupun daerah lainnya.
“Karena ini sangat komprehensif sekali. Selain itu panitia-panitia yang duduk mewakili berbagai stakeholder, jadi bukan hanya dari praktisi tapi juga akademisi dan tokoh-tokoh Jawa Barat. Dengan demikian keinginan masyarakat Jawa Barat harapannya dapat terpenuhi dengan kepala kadis yang baru ini,” tutup Oekan.
Sebelumnya Pemprov Jabar membuka seleksi terbuka pengisian 15 posisi jabatan pimpinan tinggi pratama di Pemprov Jabar. Kesempatan tersebut terbuka bagi pegawai negeri sipil yang berminat dan memenuhi syarat untuk mengisi jabatan pimpinan tinggi pratama. (Mil)
Jabarnews | Berita Jawa Barat