7 Tahun Menabung Recehan, Tukang Cilok Di Majalengka Ini Beli Cash Satu Mobil

JABARNEWS | MAJALENGKA – Sepertinya patut menjadi inspirasi buat kita semua. Selama tujuh tahun menyisihkan uang recehan dari yang terkecil Rp. 100, – , Rp. 500,-, hingga Rp. 1.000,- terkumpul Rp. 262 juta lebih.

Yup! Perilaku hemat menabung manual ini telah dilakukan oleh suami istri penjual cilok, Tirta (49) dan Mimin (44) warga RT 02/01, Blok Pamengkang, Desa Biyawak, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Uang recehan dan seringkali dibuang orang itu, mereka kumpulkan secara terpisah, menggunakan bekas kue, kaleng susu, maupun benda lain yang sekiranya dapat digunakan untuk menampung uang Receh. Untuk selanjutnya, jika wadah ‎itu telah penuh, uangnya dipindahkan ke plastik hitam, lalu dikumpulkan ke dalam karung, layaknya membungkus padi setelah panen.

Baca Juga:  Pandemi Bikin Saung Angklung Udjo Sepi, 90 Persen Karyawan Dirumahkan

“Pokoknya setiap kali habis jualan, yang receh seratus perak, 500 hingga seribu perak, langsung kami masukkan ke wadah kue. Kurang lebih 7 tahun, kami mulai tahun 2011-an,” ungkap Mimin, diiyakan sang suami, Tirta, Sabtu (26/1/2019).

Tirta dan Mimin menceritakan, sebetulnya mereka agak takjub dan heran, karena melihat uang yang terkumpul sebanyak Rp 262.000.000,-. Namun, pada akhirnya mereka tersenyum, karena memang itu hasil menabung yang rutin selama tujuh tahun.

Baca Juga:  Delapan Warga Sukabumi Keracunan Usai Makan Buah Jarak

Selain dari jualan cilok, tabungan tersebut juga berasal dari mata pencahariannya sebagai petani serta dari hasil mentraktor di desanya.

“Setiap mendapat upah, saya dan istri sepakat untuk disisihkan. Kami juga akan berangkat haji, hanya kebagian jadwal tahun 2021 nanti,” ungkap Tirta.

‎Tirta menjelaskan bahwasanya biaya hidup sehari-hari dia berjualan cilok, keuntungannya hanya sekitar Rp 50.000. Dari penghasilannya itu, ia dan istrinya bisa menyekolahkan anaknya hingga lulus dari sebuah perguruan tinggi di Majalengka, serta anak bungsunya kini masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.

Baca Juga:  Cacar Monyet sudah Tembus 780 Kasus, Sebagian Besar Disebabkan Prilaku LSL

“Sempat kami tukarkan dulu, uang receh itu ke sejumlah bank. Sebab pihak bank hanya bisa maksimal 2 juta. Setelah itu kami bawa ke dealer. Dan atas anjuran anak, kami pilih mobil Rush. Rencananya, kami akan berziarah ke 9 wali,” ungkapnya.

Namun, tampaknya suami istri, Tirta dan Mimin harus bersabar, karena dari pihak Dealer Toyota di Jatiwangi, yang mereka datangi itu, mobil baru mereka yang telah dibayar baru bisa diantar pada awal Februari 2019. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat