JABARNEWS | BEKASI – Kalangan milenial harus diberikan pembekalan formal, non-formal, dan informal yang relevan dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, berbasis teknologi digital yang mendorong otomasi dan pertukaran data dalam industri manufaktur.
Hal ini diutarakan Wakil Ketua Relawan Jokma (Jokowi-Ma’ruf) Jawa Barat, Dadan Tri Yudianto kepada pers usai hadir dalam acara Talkshow Ketenagakerjaan Menuju Industri 4.0 yang digelar Relawan Jokma Jabar di Kota Bekasi, Rabu (13/03/2019) malam.
“Karena mereka adalah generasi yang paling siap ke depan dalam menghadapi tantangan berat pada masa mendatang. Tugas kita mempersiapkan mereka sebaik-baiknya,” ujarnya.
Era Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0) yang muncul pertama kali di Jerman pada 2011 lalu, merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik yang mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, serta komputasi kognitif.
Menurutnya, kaum milenial harus bisa menyikapi arus perubahan (Revolusi Industri 4.0,red) yang sudah di depan mata. Bahkan, kata Dadan, kaum milenial harus bisa menjadikannya sebagai peluang bisnis atau memulai usaha (entrepreneur).
Terlebih, era Industri 4.0, peran teknologi semakin dominan. Atas dasar itu, pemerintah kini terus mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sistem pendidikan vokasi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, melalui kerjasama revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara pemerintah pusat dan daerah.
“Ini penting dilakukan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di era Industri 4.0.
Presiden Jokowi memberikan perhatian yang besar terhadap generasi muda untuk Revolusi Industri 4.0 melalui pendidikan vokasi, politeknik, dan balai latihan kerja,” paparnya.
Dia menegaskan, dukungan presiden untuk mendorong ekonomi tersebut melalui pemanfaatan teknologi di semua sektor. Contohnya di bidang pendidikan ada ruang guru atau di bidang transportasi ada GoJek.
Untuk itu, dirinya mengajak kaum muda Indonesia untuk menetapkan pilihan dalam pilpres 17 April mendaang kepada pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf.
Pilihan itu diberikan atas kepedulian dan perhatian yang begitu besar dari presiden Joko Widodo dalam menyongsong Industri 4.0.
“Saya mengajak kaum muda Indonesia untuk memilih pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf,” tegasnya.
Kegiatan talkshow tersebut juga dihadiri beberapa pembicara, antara lain pakar ekonomi Rabin Hatari, pakar sosial budaya Bimo Wijayanto, dan tokoh pemuda Jawa Barat Imam Malik .
Imam Malik menyatakan pendapat senada tentang pentingnya bidang pendidikan dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Dirinya konsen memandang, tentang bagaimana menyiapkan SDM yang hari ini harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan. Setidaknya, ada tiga hal yang tidak boleh hilang dalam pendidikan, pertama improvement (perubahan).
“Pendidikan kalau tidak menghasilkan orang berubah ya masalah, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisamenjadi bisa, awalnya tidak paham jadi paham. Setidaknya, ada tiga hal yang tidak boleh hilang dalam pendidikan, yakni improvement (perubahan),” tandasnya.
Yang kedua, Malik memaparkan tentang, development (berkembang). Konteks berkembang itu, pendidikan itu mencetak generasi bagaikan sebuah pohon, dari biji menjadi tunas, tunas menjadi batang, cabang, berdaun, berbunga, berbuah, buah matang dan jatuh membusuk serta dari buah yang busuk tadi menjadi tunas, tunas terus tumbuh kembali berkembang menjadi pohon, dan begitu seterusnya.
“Yang hebat dari Bapak Bangsa seperti Soekarno kita ambil, yang hebat dari Pak Habibie kita ambil, demikian juga dari Gusdur, Bu Mega, Pak SBY, dan hari ini masa kepemimpinan Pak Jokowi. Kalau suatu saat diantara kita ada yang jadi presiden, maka buatlah karya gemilang, terus wariskan kebaikan kepada generasi berikut. Jadi berkesinambungan yang baik dari generasi sebelumnya harus kita hargai dan kita gunakan,” tuturnya.
Hal ketiga yang harus dimiliki sambung Malik, adalah empowerment (pemberdayan).
Untuk era Industri 4.0, diperlukan generasi dengan kesiapan SDM yang mumpuni. Dalam mempersiapkan SDM ini, kata dia lagi, pemerintah sangat konsen mencetak generasi yang handal. Salah satunya melalui program Kartu Pra Kerja yang diluncurkan oleh Pa Jokowi. (rob)