JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Emil mengatakan berkeinginan kuat untuk menghadirkan layanan digital di setiap desa. Ini sangat penting karena potensi di wilayahnya akan lebih tergali jika mampu memanfaatkan perkembangan teknologi khususnya yang berbasis internet.
Dengan hadirnya Desa Digital Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar akan membentuk pusat digital desa di sekitar 5.000 desa untuk membantu memasarkan produk kreatif. Tidak hanya mampu mengakses internet, digitalisasi pun diharapkan terjadi pada pelayanan publik hingga perdagangan yang melibatkan masyarakat.
“Di Jabar itu ada satu pesantren yang berhasil membuat produk sabun. Dan setelah di pasarkan secara online sabun itu, ternyata responnya bagus banget. Sabun itu menjadi sangat laku setelah dijual secara online. Makanya ke depan kita akan bentukan pusat digital desa,” kata Gubernur Emil pada acara Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) yang digelar forum Indonesia Creative Cities Network (ICCN), di Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (5/9/2019).
Selain itu, lanjut Gubernur Emil, Pemprov Jabar juga sedang gencar membangun Gedung Creative Center (Creative Hub), di sejumlah kota/kabupaten Jawa Barat. Untuk tahun 2019 ini, creative hub sedang dibangun di Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Cirebon, Tasikmalaya, dan Kabupaten Purwakarta.
“Dan Insya Allah pada tahun 2020 nanti creative hub akan dibangun di Kota Cimahi, Depok, Sukabumi, dan Kabupaten Bandung, Garut, Majalengka, dan Sumedang,” kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan Pemprov Jabar juga akan membentuk bekraf daerah mulai di tingkat Provinsi, hingga Kota/ Kabupaten hingga nantinya bekraf di daerah dapat menopang Bekraf Pusat untuk menunjang kemajuan nasional.
“Itu saya belanjakan satu daerah Rp20 sampai 30 miliar untuk anak muda berkumpul di Creative Hub. Semoga 27 daerah punya satu Creative Center karena, anak muda harus dibikin sibuk yang positif, yang seneng film bikin film, musik silahkan,” kata Emil.
Selain penyertaan infrastruktur dan peningkatan literasi digital, diharapkan setiap desa juga mampu memanfaatkan kanal informasi dan komunikasi, seperti Instagram dan Whatsapp Group untuk berkomunikasi dengan perangkat desa dan mempromosikan potensi desa. (Ara)