JABARNEWS | CIAMIS – Angka kematian ibu hamil dan bayi baru lahir di Kabupaten Ciamis cukup meningkat, di tahun 2018 saja jumlah angka kematian ibu mencapai 15 kasus, sedangkan dari Januari sampai Agustus 2019 angka kematian ibu hamil sudah mencapai 13 kasus.
“Artinya masih ada sisa 4 bulan lagi angka kematian ibu hamil yang masih belum tercatat,” Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kesgagizi) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Elis Lismayani, kepada Jabarnews, Kamis (17/10/2019).
Sementara itu ujar Elis, angka kematian bayi baru lahir periode bulan Januari-Agustus mencapai 76 kasus, sisanya masih ada 4 bulan lagi yang belum tercatat.
“Banyak faktor yang menyebabkan ibu hamil hingga meninggal dunia, seperti pendarahan yang terjadi setelah melahirkan atau kenaikan tekanan darah yang secara tiba-tiba (Preeklamsia), selain itu penyakit lainnya seperti TBC, hepatitis, jantung dan Infeksi organ dalam,” ujarnya.
Elis menerangkan, kondisi ibu hamil, bersalin dan nifas itu sebetulnya ada dalam kondisi yang riskan, secara daya tahan tubuh turun, karena akibat perubahan hormonal. Seorang ibu yang membawa janin memang memerlukan suatu kebugaran, baik dalam gizi maupun kesehatan lainnya.
Oleh sebab itu, untuk menekan angka kematian ibu hamil dan bayi baru lahir, pihaknya terus memperbaiki dan meningkatkan kapasitas SDM ilmu pengetahuan ataupun keterampilan yang menjadi pelaksana utama dari proses-proses pelayanan para ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
Selain itu sarana prasarana, stabilisasi rawat inap dan jejaring antar rujukan antar rumah sakit dan lintas batas akan terus ditingkatkan.
“Kita sudah melakukan berbagai invasi terobosan, termasuk desa siaga aktif 24 jam, maka demikian masyarakat harus lebih cepat tanggap bahwa ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir merupakan tanggung jawab kita bersama,” ucapnya. (CR1)