Pelaku Perobek Al Quran Mengidap Gangguan Skizofrenia

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Ahli Psikologis dan Kejiwaan Kota Tasikmalaya, Endra Nawawi menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dengan beberapa alat ukur dan riwayat kasus serta melihat status person pelaku penyobek Kitab Suci Alquran, pelaku diketahui mengalami gangguan skizofrenia resi 2.

Menurutnya, Skizofrenia resi 2 merupakan gangguan pecahnya kepribadian yang tingkatnya cukup rendah, jadi secara kognitif ada beberapa faktor yang masih nyambung, namun ada beberapa faktor yang sudah tidak nyambung,” kata Ahli Psikologis dan Kejiwaan Kota Tasikmalaya, Endra Nawawi saat dihadirkan oleh Polres Kota Tasikmalaya, Jumat (20/12/19).

Baca Juga:  Bank Bjb Bersama Ratusan UMKM Gelar Event DigiCash Kickfest Online

“Kalau kita ngobrol 2 menit pertama masih nyambung, namun lebih dari 2 menit ngobrol, pelaku tidak bisa lagi menangkap lagi inti percakapan, jadi intinya pelaku ini sudah mempunyai gangguan berpikir (inkoheren),” ujarnya.

Endra menerangkan, kalau status riwayat pelaku kita akan kaji lebih dalam, akan tetapi kalau dari berbagai alat ukur kami sudah melakukan pengetesan, baik tes secara tertulis atau pun test wawancara, sangat menguatkan bahwa pelaku menderita Skizofrenia resi 2.

Baca Juga:  Buruh dari Cimahi dan KBB Kembali Unras, Long March Ke DPRD Jabar

“Pelaku ini sudah lebih dari depresi, dia menderita Skizofrenia resi 2 merupakan gangguan yang paling tinggi dari gangguan jiwa, resi 2 itu kepribadiannya sudah pecah, namun masih ada bagian yang nyambung ketika diajak berbicara, terutama dengan bagian yang tidak terganggu dia masih utuh.

Baca Juga:  Terduga Teroris Jaringan ISIS Diringkus Densus 88 di Bogor

Selain itu menurut Endra Nawawi, pelaku ini mengalami kemunduran dalam masa berpikirnya, dia merasa hidup di 4 tahun kebelakang, konsep waktu pun sudah hilang, seperti ditanya waktu, hari maupun tanggal dan tahun pun dia tidak mengingatnya.

“Oleh sebab itu ketika ditanya pertanyaan hal-hal simpel saja dia mengarah kesana, ketika kami berikan alat tes dan alat ukur pun sudah terlihat kekacauan dalam berpikirnya. (CR1)