Pemprov Jabar Beri Bantuan Bencana Rp1,5 Miliar Untuk Kabupaten Bogor

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan sebesar Rp1,5 miliar untuk Kabupaten Bogor, wilayah terdampak bencana longsor dan banjir.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan bahwa pemerintah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, TNI/Polri, hingga relawan akan terus siaga.

“Ini bantuan dari pemerintah provinsi, kami serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor yang kemudian diserahkan kepada masyarakat terdampak,” ujar Uu, saat meninjau lokasi longsor dan banjir di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Sabtu (04/01/2020).

Dalam kunjungannya, sepanjang jalan menuju lokasi titik bencana, Wagub Uu yang datang menggunakan motor trail masih menemui beberapa titik longsor yang menutupi jalan utama.

Bersamaan dengan itu, beberapa alat berat terlihat sudah berupaya mengevakuasi tumpukan tanah.

Baca Juga:  Pilkades Serentak di Ciamis Butuh Tambahan Biaya, Begini Kata Bupati

Setibanya di Desa Pasir Madang yang hampir seluruhnya tertimbun longsor, ia langsung mendatangi posko pengungsian warga di puskesmas dan Kantor Kecamatan Sukajaya sekaligus mengecek ketersediaan logistik dan kondisi warga.

Berdasarkan pantauan di lokasi, bantuan logistik terus berdatangan sedangkan kepada korban banjir dan longsor di tiga kecamatan, yaitu Sukajaya, Cigudeg, dan Jasinga, Wagub Uu berpesan agar warga tetap waspada karena cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Ia juga menjamin bahwa pemerintah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, TNI/Polri, hingga relawan akan terus siaga.

“Masyarakat harus tetap waspada dan bersabar, tabah dan tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT, jangan khawatir kami bersama semua pihak akan membantu,” kata dia.

Baca Juga:  Simak Syarat dan Lokasi SIM Keliling Purwakarta Selasa 15 Agustus 2023

Untuk meminimalisasi kejadian serupa tidak terulang, Wagub Uu mengimbau masyarakat tidak melakukan kegiatan yang berdampak pada bencana. Menurut laporan yang diterimanya, masih ada warga yang salah melakukan pola tanam di kemiringan tebing yang rentan longsor.

“Jangan melakukan kegiatan yang berakibat pada bencana, memang terasanya tidak akan sekarang tapi di masa mendatang. Maka harus peduli terhadap lingkungan,” katanya.

Tidak tertutup kemungkinan, katanya, bencana berawal dari manusia yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat harus waspada bencana agar tidak terulang lagi pada masa yang akan datang.

“Terima kasih kepada relawan, komunitas, masyarakat dan pemerintah yang sudah sigap dan bahu-membahu,” ujar Uu.

Teti Asnawati (40), salah seorang korban longsor menceritakan, dirinya kaget saat longsor memorak-poranda rumahnya. Longsor membuatnya tak sempat menyelamatkan barang berharga.

Baca Juga:  Helikopter yang Jatuh di Ciwidey Bukan Milik Kodam III Siliwangi

“Kejadiannya cepat sekali, saya tak sempat bawa apa-apa yang penting anak-anak saya selamat,” ujar ibu tiga anak itu.

Dia mengatakan longsor sebesar itu baru pertama kali terjadi di desanya.

“Ada sih longsor-longsor depan rumah tapi kecil, kalau longsor yang seperti sekarang baru kali ini,” katanya.

Untuk keperluan sehari-hari, Teti mengaku sudah mendapatkan bantuan berupa beras, mi instan, dan pakaian.

Untuk sementara, dia dan keluarga tinggal di rumah kerabatnya di Parung Panjang.

“Alhamdulillah bantuan sudah ada, kalau kemarin agak susah karena dibawanya harus pakai heli. Saya akan mengungsi dulu di rumah saudara di Parung,” katanya. (Ara)