JABARNEWS | BANDUNG – Pandemi Corona COVID-19 dinilai akan membawa perubahan dalam bisnis ke depan. Hal itu terutama dalam perilaku konsumen dan konsumsi. Oleh karena itu, pentingnya identifikasi perilaku konsumsi dan konsumen.
Merebaknya virus corona baru yaitu Sars-CoV-2 yang sebabkan COVID-19 mempengaruhi industri dan sektor usaha, tak terkecuali pengusaha perikanan.
Namun, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan pandemi COVID-19 sebenarnya bisa menjadi peluang bagi kalangan pengusaha perikanan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I).
“Saya melihat ini peluang, hanya saja kita belum terbiasa melihat situasi ini (COVID-19),” kata Menteri Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Menteri Edhy memastikan bahwa pemerintah memposisikan diri sebagai mitra pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan nasional. Melalui kolaborasi tersebut, lanjutnya, sektor ini diharapkan bisa menjadi kekuatan di masa pandemi.
“Saya optimistis sektor kita menjadi yang memenangkan itu. Potensi ada, permintaan tinggi. Orang tetap makan,” ucapnya.
Ketua Dewan Pengawas AP5I Harry Lukmito setelah melakukan rapat virtual dengan Menteri Edhy menyatakan pasar ekspor menunjukkan kinerja yang masih baik hingga saat ini, terutama dari negara-negara langganan impor produk perikanan Indonesia.
Terlebih, lanjutnya, sejak India mengeluarkan kebijakan lockdown, sejumlah negara mengarahkan permintaan ke Indonesia.
“Pabrik-pabrik (di India) tidak beroperasi, permintaan melonjak ke Indonesia. Komoditi perikanan tetap menjadi andalan devisa di masa seperti ini,” jelas Harry.
Guna memaksimalkan potensi tersebut, Hari menyarankan pemerintah untuk lebih mengoptimalkan perikanan budidaya, terutama udang. Hal ini bisa memiliki dampak yang luar biasa karena bisa menyerap tenaga kerja serta memudahkan asosiasi untuk memperoleh bahan baku.
“Apa yang dialami industri perikanan selalu ketersediaan bahan baku yang tidak menentu. Kami mengusulkan lewat budidaya, kita semua tahu, budidaya di tambak-tambak udang sebetulnya cukup luas tapi masih banyak tradisional dan semi tradisional, mungkin ini bisa di revitalisasi,” jelasnya.
Sementara Ketua Umum AP5I, Budhi Wibowo memaparkan adanya perubahan pasar karena dampak dari pandemi mengakibatkan pendapatan Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang melayani konsumen hotel, restoran dan kafe (horeka) menurun drastis.
Sebaliknya, ujar dia, UPI yang memiliki konsumen pasar ritel, justru tumbuh.
“Ancaman pandemi COVID-19 akan meningkatkan permintaan produk-produk pengolahan ikan sehingga akan meningkatkan omzet industri ini.(Red)