JABARNEWS | PURWAKARTA – Penyaluran paket bantuan sosial (Bansos) dari Pemerintah kini menjadi sorotan. Bantuan paket bansos kali yang menjadi sorotan yakni dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Beredarnya foto penerima bantuan sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat diduga tidak tepat sasaran menjadi viral di media sosial. Dalam foto tersebut beredar memiliki latar belakang rumah permanen bahkan cenderung dimiliki kelompok masyarakat menengah keatas.
Untuk mengubah perspektif publik terkait program pemberian bantuan sosial (bansos) untuk menanggulangi dampak negatif pandemi virus corona (Covid-19), berubah dari negatif menjadi positif. Belakangan diketahui, perempuan itu bernama Geugeu (49) warga Kampung Cibodas Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Camat Sukatani, Drs. Asep Gumilar M.Si memberikan klarifikasi terkait data penerima bantuan sosial dari Provinsi Jawa Barat di Desa Cibodas Kecamatan Sukatani. Menurut Asep Gumilar, keadaan sosial ekonomi saudari Geugeu Fatimah berstatus janda yang ditinggalkan oleh suaminya (Sdr. Ba’a) yang meninggal sekitar 9 tahun yang lalu dan dikaruniai 5 orang anak.
“Saya selaku Camat bersama Kapolsek datang langsung ke kantor Pos Sukatani yang sebelum bantuan itu datang, dengan tujuannya untuk meminta penjelasan tentang data yang digunakan serta teknis pemberian bantuan agar tidak terjadi duplikasi data atau tidak tepat sasaran,” ucap Camat.
Asep Gumilar menambahkan anak yang paling besar sudah berumah tangga dan sudah pisah rumah, sedangkan yang empat anak lagi masih serumah, si bungsu masih duduk di kelas 4 SD dan salah seorang dari 4 anak yang serumah tersebut cacat mental.
“Jadi Saudara Geugeu Fatimah menanggung 4 orang anak yatim yang satu sudah keluar sekolah dan masih nganggur, 1 orang masih SMP, satu cacat mental dan yang bungsu SD kelas 4,” jelas Camat.
“Untuk menguatkan klarifikasi ini, pada kunjungan kedua staf kami datang lagi menemui Geugeu Fatimah (penerima bansos) yang disaksikan/didampingi oleh ketua RT setempat,” tambah Camat, dalam surat klarifikasi tertulisnya, Selasa (28/04/2020).
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Purwakarta, Jaya Pranolo mengatakan dapun terkait rumah yang tampak dalam foto terlihat layak, Jaya pun menyebut rumah itu merupakan warisan orangtua dari suaminya (mertua) dan memang terlihat dari depan tampak bagus, namun jika dilihat atau masuk ke dalam rumahnya di bagian belakang kondisinya tak layak karena berbatasan langsung dengan makam keluarga.
“Jadi ibu Geugeu Fatimah (49) seorang janda anak lima. Dia tak miliki pekerjaan tetap hanya andalkan harta peninggalan suami yang dulu sebagai pelangsir pasir di Desa Cibodas,” katanya.
Geugeu Fatimah sebagai penerima bansos menuturkan dengan adanya bantuan yang diterimanya, saya sangat berterima kasih dan bersyukur masih ada yang memberikan perhatian.
Tetapi, ketika adanya pemberitaan yang menjadi viral, Ibu Geugeu pun merasa sedih sampai-sampai berniat mengembalikan kembali bantuan itu.
“Daripada jadi madhorot mending dipulangkan saja,” ungkap Geugeu. (Red)