JABARNEWS | TASIKMALAYA – Sebuah jembatan gantung penghubung tiga desa di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat putus pada, Sabtu (16/05) sore. Jembatan yang melintang diatas sungai Cikidang itu, ambruk karena tali slingnya putus akibat sudah usang.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun tiga orang warga yang melintas di atas jembatan tercebur ke sungai. Putusnya jembatan diakibatkan kondisi tali yang sudah cukup tua. Sehingga tidak mampu menahan beban. Ketika ada yang melintas, salah satu tali bentangan jembatan putus. Akibatnya warga yang melintas tercebur.
“Sudah beberapa kali diperbaiki tapi tidak pada seluruh jembatan, paling hanya lantainya saja. Sementara tali sling dan bagian lainnya belum pernah,” ujar warga sekitar lokasi kejadian, Ai Cucu kepada wartawan, Minggu (17/5/2020).
Kejadian warga atau pengendara yang tercebur dari jembatan memang bukan sekali ini saja, namun sudah sering. Bahkan pernah terjadi disaat debit air sungai sedang tinggi, namun tidak sampai meninbulkan korban jiwa.
“Kalau warga yang melintas tercebur sudah sering, karena saat menyebrang terperosok akibat lantainya sudah pada lapuk. Namun kalau talinya putus baru kali ini,” terangnya.
Sementara itu Kapolsek Sukaresik, Iptu. Dian Susila membenarkan kejadian putusnya jembatan gantung. Jembatan tersebut penghubung tiga desa di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya dan terputus karena tali sling yang melintang di jembatan diduga sudah tua.
Padahal jembatan tersebut sebagai akses altetnatif bagi warga yang hendak beraktifitas. Bukan hanya menuju ke pusat kecamatan, namun jembatan itu juga sebagai jalur perekonomian dan lintasan anak-anak sekolah.
“Jembatan ini menghubungkan tiga desa diantaranya Desa Banjarsari, Sukapancar dan Tanjungsari,” tuturnya.
Menurutnya, warga sangat mengharapkan jembatan ini segera diperbaiki agar aktifitasnya tidak terganggu. Karena kalau menggunakan akses jalan lain akan jauh memutar.
“Memang jembatan gantung yang putus merupakan jalan pintas yang hanya bisa dilalui roda dua. Sehingga tidak terlalu berpengaruh pada mobilitas masyarakat, apalagi yang menggunakan roda 4,” tambahnya.
Jelas Dian, saat ini pemerintah desa dari tiga desa sedang berupaya mengajukan pembangunan jembatan dengan harapan dibangun permanen. Dari keterangan warga setempat, jembatan sepanjang 27 meter tersebut dibangun pada tahun 1993 dan hingga terputus belum pernah ada perbaikan. (Red)