JABARNEWS | BANDUNG – Siapa bilang Indonesia tak mampu bersaing di sektor teknologi kesehatan? Buktinya, kini anak-anak bangsa berhasil merancang ventilator yang dimanfaatkan dalam rangka penanggulangan virus corona (Covid-19).
Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020 mengumumkan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi global, Kemenristek/Badan Riset dan Inovesi Nasional (BRIN) langsung membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk percepatan penanggulangan pandemi Covid-19.
Konsorsium Covid-19 berasal dari banyak instansi. Antara lain, Lembaga Pemerintah NonKementerian (LPNK), perguruan tinggi, perusahaan swasta dan BUMN. Salah satu hasilnya adalah Indonesia telah berhasil menciptakan dan memiliki lima jenis ventilator yang siap diproduksi dan telah memiliki izin edar, karena telah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes.
“Dengan izin itu, pemerintah secepatnya akan memproduksi massal alat bantu napas untuk membantu penderita Covid-19,” ungkap Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Senin (22/6/2020).
“Kunci keberhasilan kerja Konsorsium adalah kolaborasi, kemitraan dan kerja sama,” sambung Bambang.
Bambang menjelaskan, keberhasilan anak bangsa menciptakan ventilator itu buah hasil Kemenristek/BRIN merespons cepat penetapan Covid-19 sebagai pandemi global oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020.
Saat itu pihak Kemenristek langsung membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi, untuk percepatan penanggulangan pandemi Covid-19.
“Bayangkan, proposal riset dilakukan minimal dalam satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan tiga bulan. Dan, sudah menghasilkan produk-produk inovasi yang berkualitas, luar biasa dan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia,” terang Bambang.
Bambang menambahkan, Konsorsium Covid-19 berasal dari banyak instansi, antara lain, Lembaga Pemerintah NonKementerian (LPNK), perguruan tinggi, perusahaan swasta dan BUMN. Menurutnya, kunci keberhasilan kerja Konsorsium adalah kolaborasi, kemitraan dan kerja sama.
“Pandemi Covid-19 merupakan tantangan berat bangsa Indonesia dan global. Situasi seperti itu telah menyatukan tekad dan semangat para inventor dan inovator dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pihak swasta untuk berkolaborasi dan bekerja sama mengatasi pandemi bersama-sama,” terang Bambang
Berikut ini lima ventilator hasil karya anak bangsa:
Ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam. Ventilator ini dikembangkan BPPT bersama PT LEN.
GERLIP HFNC-01, ventilantor ini dikembangkan LIPI bekerja sama dengan PT Gerlink Utama Mandiri. Penggunaan jenis ventilator ini untuk mencegah pasien tidak sampai gagal napas dan tidak harus diinkubasi.
Vent-I Origin, ventilator ini merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman Institute Teknologi Bandung (ITB) bersama Unpad dan ITB.
Covent-20, ventilator ini merupakan ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik UI (FTUI) dan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.
DHARCOV-23S, ventilator ini merupakan ventilator Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic DHARCOV 23S. Ventilator ini dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan PT Dharma Precission Tools.
Sejatinya, ada beberapa kegunaan dari mesin ventilator untuk pasien Covid 19, yaitu: Memperbaiki oksigenasi, Mencapai ventilasi dan eliminasi CO2 yang akurat, Meringankan gangguan pernapasan, Melepaskan beban kerja otot pernapasan dan Mencegah cedera pada sistem pernapasan. (Red)