JABARNEWS | PURWAKARTA – Tebing kokoh yang terletak di pinggir Waduk Jatiluhur, tepatnya di Desa Tajursindang, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta kini banyak di datani para wisatawan. Di lokasi tersebut tampak pemandangan panorama alam yang indah.
Tebing Boyer masyarakat sekitar menyebutnya. Dulu sekitar tahun 1957 tebing tersebut merupakan bekas penggilingan batu untuk kebutuhan pembangunan Waduk Jatiluhur yang kini masih berdiri kokoh.
Tebing Boyer ini merupakan cikal bakal adanya Bendungan Waduk Jatiluhur. Dahulu mulai dibangun pada 1957. Kini kondisi Tebing Boyer ini sudah tampak tak terurus.
Bagi yang mau menuju lokasi tersebut, dari Kantor Desa Tajur Sindang, pengunjung hanya perlu mengendarai sekitar 2 kilometer menuju pintu masuk.
Dari pintu masuk, pengunjung pun perlu menempuh jarak sekitar 1,5 kilometer yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan motor. Jalan setapak yang berlika-liku lantaran jalannya masih bebatuan dan tanah, serta menanjak. Namun saat sampai di lokasi tersebut, kelelahan pengunjung bakal terbayarkan dengan panorama alam yang begitu indah.
Menurut, Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Tajur Sindang, Pusparini, Tebing Boyer ini memang dahulunya diperuntukkan sebagai penggilingan batu andesit guna pembangunan bendungan Waduk Jatiluhur.
“Saat ini memang lagi dilakukan perbaikan aksesnya oleh karang taruna sekitar agar lebih ramah pengunjung dan setelah itu akan diresmikan dibuka untuk umum,” ujarnya di Kantor Desa Tajur Sindang, Kamis (9/7/2020).
Tebing Boyer ini, lanjut Puspa memang telah ramai menjadi perbincangan masyarakat dalam dua bulan ini lantaran miliki panorama pemandangan alam yang indah.
“Kalau dari kami pemerintah desa, mendukung jika Tebing Boyer untuk dijadikan objek wisata. Mungkin nanti bisa bekerjasama pengelolaannya dengan BUMDes, karena ada dana BUMDes tahap 3 untuk lakukan perbaikannya juga,” katanya.
Diketahui, Tebing Boyer ini masuk dalam kawasan yang dimiliki oleh PT Jasa Tirta II, sehingga, sambung Puspa, saat ini karang taruna setempat tengah meminta izin ke PJT untuk dikelola sebagai objek wisata.
“Areanya sih kurang sekitar 4 hektare semua itu. Tapi, kalau tebingnya hanya sekitar 100 meteran,” jelasnya.
Sementara, salah seorang pengunjung, Adelisa (18) mengaku baru pertama kali datang ke Tebing Boyer ini. Dirinya mengaku mengetahui lokasi yang indah ini dari media sosial. Akan tetapi, dirinya mengeluhkan terkait akses menuju tebing ini yang sangat sulit.
“Tempatnya sih indah, tapi butuh energi untuk ke sininya karena diperjalanannya jalan terjal cukup ekstrem. Kalau misalkan ingin dijadikan tempat wisata ya perbaiki dulu saja akses jalannya,” kata wanita yang merupakan warga Desa Cibinong, Kecamatan Jatiluhur itu.
Adel sapaan akrabnya merasakan nyaman dan sejuk saat berada di atas Tebing Boyer ini. Akan tetapi, dia pun sempat mengeluhkan masih belum adanya sesuatu yang bisa membuat pengunjung lebih tertarik lagi lantaran belum adanya perbaikan-perbaikan di sekitat lokasi tebing.
“Ya tempanya sih enak buat foto-foto, jika ini mau jadi objek wisata dan kalau menarik nantinya bisa saja ke sini lagi,” singkatnya. (Gin)