Banjir Hingga Gempa, Berikut Rentetan Bencana Di Awal Tahun 2021

JABARNEWS | BANDUNG – Di Awal Tahun 2021 ini bencana secara bergantian menimpah Indonesia, hal tersebut tentu menjadi pusat perhatian bagi publik. Memasuki pertengahan bulan Januari terhitung beberapa kali kejadian menimpah tanah air, mulai dari tanah longsor di Sumedang serta gempa bumi di Sulawesi Barat.

Bencana tersebut telah memakan banyak korban mulai dari korban luka ringan bahkan hingga meninggal dunia. Selain itu, dilansir dari beberapa sumber media ada beberapa bencana lain yang cukup menjadi sorotan bagi masyarakat diantaranya:

1. Banjir Di Kalimantan – Bencana alam Di Kalimantan Selatan ini terjadi pada tanggal 12 Januari 2021 lalu, mengakibatkan 2.600 warga harus mengungsi dan 5 korban jiwa. Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 7 Kabupaten/Kota terdampak banjir itu terdiri dari Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong.

Bukan hanya itu, bahkan dampak dari banjir tersebut mengakibatkan tanah longsor hingga menewaskan lima orang. Menurut keterangan Bupati Tanah Laut Sukamta, tanah longsor terjadi di Desa Guntung Besar dan Gunung Keramaian Desa Panggung Baru, Kecamatan Pelaihari.

Baca Juga:  Sekwan DPRD Jawa Barat Pimpin Rapat ASDEPSI Bahas Penetapan dan Perpanjangan Penjabat Kepala Daerah

Hingga saat ini, tim SAR gabungan dari Pemda dibantu TNI-Polri, Basarnas dan unsur lainnya, serta relawan masih mencari korban yang diperkirakan terjebak longsoran tanah. Berdasarkan data BNPB, sedikitnya ada 27.111 rumah terendam banjir Kalimantan Selatan.

2. Gempa Bumi Di Majene dan Mamuju Sulawesi Barat – Dalam bencana alam yang terjadi pada 15 januari lalu, ditaksir memakan korban jiwa sebanyak 56 orang yang meninggal dunia. Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di hari kelima berturut-turut rangkaian gempa terjadi di wilayah ini, dan tercatat merupakan gempa ke-39. Dalam gempa ini hanya menimbulkan guncangan yang dirasakan di Majene dan Mamuju dalam skala intensitas II MMI dan tidak berpotensi tsunami.

3. Banjir Dan Longsor Manado – Bencana alam ini terjadi pada tanggal 16 Januari 2021, mengakibatkan 500 warga harus mengungsi dan 6 orang korban jiwa salah satu diantaranya merupakan aparat kepolisian.

Baca Juga:  Ini Penyebab Mesin Motor Jebol Yang Sering Terjadi

Dalam bencana ini mencangkup beberapa Kecamatan yang terkena dampak, diantaranya Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Wenang.

4. Erupsi Gunung Semeru – Pada Tanggal 16 Januari lalu, gunung semeru di konfirmasi mengalami erupsi yang mengakibatkan awan panas sejauh 4,5 KM, serta lima kecamatan yang diguyur hujan abu vulkanik.

Lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro, Kecamatan Gucialit, dan Kecamatan Pasirian. Sampai saat ini belum ditemukan adanya korban jiwa.

5. Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air – Pesawat tersebut dikonfirmasi hilang kontak pada tanggal 9 Januari tak lama setelah melakukan lepas landing di Bandara Soekarno Hatta, diduga kapal tersebut jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Melansir dari beberapa media besar tanah air, saat ini teridentifikasi 34 korban yang telah diketahui identitasnya dari keseluruhan 62 penumpang,

Baca Juga:  Vaksinasi Booster Dosis Kedua di Kota Cirebon Dimulai, Sasar 4.800 Nakes

Hingga saat ini penyebab pastinya belum bisa diketahui, akan tetapi melalui data yang didapatkan dari hasil rekam jejak penerbangan, dirilis Flightradar24.com. Situs pelacak penerbangan ini mengkombinasikan data dari Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B), Multilateration (MLAT), dan data radar.

Ketiganya disagregasi dan dikombinasikan dengan jadwal dan status penerbangan dari maskapai dan bandara untuk menghasilkan rekam jejak. Dari data tersebut, seorang pengamat penerbangan menduga pesawat Sriwijaya PK-CLC hendak berpindah jalur dan sang pilot mengalami disorientasi.

Kedua hal itu diduga membuat pesawat oleng dan terjun bebas dalam kondisi mesin masih hidup.

Meski demikian, data dan dugaan ini perlu diteliti lebih jauh dan dicocokkan akurasinya dengan data rekam penerbangan dari pesawat (FDR) yang kini tengah diteliti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)

Penulis: Muhammad Amaludin