Saat Ini Banyak Beredar Hoaks Covid-19, Mafindo: Lakukan 3S

JABARNEWS | JAKARTA – Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangarepan, melaporkan sejak adanya pandemi Covid-19 di Indonesia marak beredar kabar hoaks di masyarakat.

“Sejak pandemi Covid-19 menyentuh Indonesia Maret 2020 lalu, ada 1387 jenis hoaks yang teridentifikasi,” ujar Samuel Abrijani, dalam Dialog Produktif yang bertema Tolak dan Waspada Hoaks, Selasa (26/1/2021).

Ia mengatakan salah satu jenis hoaks yang beredar yakni, dikabarkannya ada seorang tentara meninggal setelah divaksin pada Jumat (15/1/2021), yaitu Kepala Staf Kodim 0817/Gresik, Mayor Infantri Sugeng Riyadi.

Baca Juga:  Ambu Anne: Kesejahteraan Guru Penting Untuk Pendorong Mutu Pendidikan, Ini Janjinya

Sementara itu, menurut Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Septiaji Eko Nugroho mencatat ada 83 hoaks mengenai vaksin Covid-19 yang beredar saat ini di masyarakat.

“Akhir-akhir ini isu dominan adalah hoaks terkait vaksin Covid-19. Kami mencatat ada 83 hoaks terkait vaksin Covid-19 dan viralitasnya cukup tinggi, karena 42 persen terkait dengan isu keamanan dan kemanjuran termasuk hoaks kematian Mayor Sugeng,” ungkap Septiaji Eko Nugroho, dikutip dari laman resmi satgas covid-19.

Baca Juga:  Tebing Tinggi PPKM Level 1, Umar Zunaidi Ingatkan Ingatkan Warganya Patuhi Prokes

Dari analisis Septiaji, bahwa ada masyarakat yang terjebak dengan berita hoaks mengenai vaksin, yaitu kelompok masyarakat yang tidak mau divaksin dan menganggap Covid-19 sebagai flu biasa. Dan kelompok masyarakat yang mau divaksin tapi memiliki bias anticina atau antibarat.

“Ada kelompok masyarakat yang sebenarnya bukan keluarga antivaksin, anak-anaknya divaksin BCG dan Difteri, tapi mereka lebih percaya teori konspirasi, sehingga tidak perlu divaksin. Kelompok lainnya adalah kelompok yang mau divaksin dan sadar pentingnya vaksinasi Covid-19 tapi mereka memiliki bias. Misalnya bias anticina atau antibarat,” ucap Septiaji.

Baca Juga:  Kepung Pemkab Cianjur, Buruh Minta Kenaikan Upah Minimum Tahun 2022 Menjadi Rp3,1 Juta

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak terjebak dengan berita hoaks, masyarakat diminta untuk mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan dapat di pertanggung jawabkan.

Septiaji juga menambahkan lakukan 3S saat mendapatkan informasi, yaitu Saring informasi, Sharing (Bagikan) jika berita benar, dan Sorong (Tolak) jika berita salah.

Penulis : Hilmi Ananda