Meski Dilarang, Peneliti Unpad: Ada Delapan Juta Orang Yang Mungkin Akan Mudik

JABARNEWS | BANDUNG – Peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Yayan Satyakti memperkirakan, larangan mudik tak akan banyak berpengaruh kepada mobilitas masyarakat. Warga diperkirakan akan tetap mudik, bila tak ada aturan ketat.

“Larangan mudik tak akan berpengaruh ke mobilitas warga Jabar. Diperkirakan, orang tetap akan mudik walaupun dilarang,” ujar Yayan seperti dilansir dari INews, Minggu (11/4/2021).

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca di Jawa Barat Selasa 28 Februari 2023, Begini Penjelasan BMKG Stasiun Klimatologi Bogor

Hal tersebut, kata dia, diketahui dari hasil penelitian koefisien, di mana penurunan mobilitasnya hanya 13,6 persen. Mobilitas menurun dibandingkan sebelum Idul Fitri.

“Jadi, sisanya pada mudik. Pemerintah melarang biar ga ngabring teuing (bergerombol),” katanya

Menurut dia, penurunan mobilitas yang cukup signifikan, terjadi pada awal pandemi di Maret 2020. Karena, saat itu semua orang tak beraktivitas dan masih belum paham akan pandemi.

Baca Juga:  Fahri Hamzah Komentari Momen Kedekatan Ridwan Kamil dengan Anies Baswedan, Tiket Pilpres 2024?

“Signifikansi pergerakan orang ke pandemik tinggi. Orang 100 persen nurut tak beraktivitas tak mau berkegiatan lainnya,” tuturnya.

Begitu juga saat WFH diberlakukan, mobilitas orang turun sampai sampai Ramadan mencapai 70 persen. Namun, ketika mudik 2020 pergerakan orang turun hanya 13 persen. “Artinya orang ingin mudik karena social behavior,” ujarnya.

Baca Juga:  Tak Berdarah Saat Malam Pertama? dr. Saddam Ismail Ungkap Fakta Ini

Yayan menilai, saat ini mobilitas masyarakat masih rentan untuk meningkatkan penularan pandemi. Makanya, pemerintah harus memperketat.

“Ada 8 juta orang yang mungkin akan mudik,” katanya. (Red)