JABARNEWS | PURWAKARTA – Perkumpulan pedagan kaki lima (PKL) di Kabupaten Purwakarta memprotes adanya penutupan jalan dalam kebijakan PPKM Darurat yang hampir berlangsung dua pekan ini.
Protes para PKL tersebut dilakukan karena akibar dari kebijakan penutupan sejumlah ruas jalan, berdampak pada pendapatan yang merosot akibat sepinya pembeli.
“Kami meminta pemerintah tidak menutup banyak jalan karena customer kami bingung dan berdampak ke omset,” ujar Ahmad Syaron, Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kabupaten Purwakarta, Kamis (15/7/2021).
Ia menatakan, selama PPKM Darurat berlangsung di Kabupaten Purwakarta, dari ribuan PKL yang ada di Kabupaten Purwakarta lebih dari 50 persennya tutup.
“Mereka memilih menutup warungnya. Tidak tahu kapan akan buka lagi karena uang modal sudah habis untuk memenuhi kebutuhan harian,’ ujarnya.
Selain itu, pada saat ini merka para PKL mengalami omset yang tidak hanya mengalami penurunan, melainkan, kata dia, malah tidak ada keuntungan sama sekali.
Kemudian, Roni juga menilai, terkait rencana perpanjangan PPKM Darura apabila dilakukan, itu bisa membuat perekonomian di para PKL bisa terjadi kelumpuhan atau mati total.
“Para PKL sampai tanggal 20 Juli mungkin masih bisa bertahan dengan berdarah darah. Tapi bila ada perpanjangan PPKM kami akan mati. Kena Covid-19 bisa mati, tidak bisa jualan pun bisa mati juga. Kami berharap tidak ada perpanjangan PPKM Darurat,” ujarnya.
Meski demikian, Roni mengaku, para PKL di Purwakarta akan selalu siap mendukung kebijakan pemerintah dalam penerapan PPKM Darurat, yaitu dengan mengurangi jam opersioanl usaha, membatasi pola layanan dengan tatap muka atau hanya takeaway saja, membatasi jam kerja karyawan sampai 50 persen dan menyiapkan alat-alat standar prokes dengan biaya sendiri. (Red)