Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kota Sukabumi Tinggi, Kondom Paling Diminati

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2KBP3A) mencatat, penggunaan alat kontrasepsi di Kota Sukabumi mencapai 75,52 persen dari 59.027 pasangan usia subur.

Meski begitu, akseptor yang kebanyakan perempuan, masih minim ber-KB berdasarkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

Kepala Seksi Pengendalian Penduduk, Data, dan Informasi DP2KBP3A Kota Sukabumi Kota Sukabumi Fadli Hakim mengatakan, jumlah pemakaian kontrasepsi di Kota Sukabumi berjumlah 44.575 kepala keluarga dari pasangan usia subur sebanyak 59.027 kepala keluarga.

Baca Juga:  Pengamat Sebut Pemerintah Bertanggung Jawab Penuhi Kebutuhan Masyarakat

“Secara penggunaan kontrasepsi Kota Sukabumi sudah bagus yaitu 75,52 persen di atas capaian provinsi juga nasional,” kata Fadli Hakim, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/7/2021).

Dia menjelaskan, penggunaannya masih didominasi oleh alat kontrasepsi jangka pendek (non-MKJP) seperti, kondom, suntik, dan pil dengan jumlah pengguna sebanyak 31.852 kepala keluarga.

Baca Juga:  Siap-siap! Mal di Karawang Mulai Dibuka Lagi, Ini Aturannya

Sedangkan untuk penggunaan MKJP berupa IUD, MOW, MOP, dan Implan hanya berjumlah 12.723 pasangan. “Capaian MKJP Kota Sukabumi baru mencapai 28,54 persen,” jelasnya.

Penggunaan alat kontrasepsi non MKJP tertinggi masih berupa suntik dengan jumlah 20.793 kepala keluarga, kemudian Pil 9.719, dan kondom sebanyak 1.340 pengguna.

“Sedangkan MKJP didominasi oleh pengguna IUD dengan jumlah 6.313, Implan 4.928, MOW 1.317, dan MOP 165 pengguna,” tuturnya.

Baca Juga:  Airlangga Sampaikan Kabar Gembira Soal Pemberian Subsidi Gaji

Fadli mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah menggenjot program perubahan penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan oleh masyarakat, dari yang sebelumnya non MKJP agar beralih menggunakan MKJP.

“Karena capaian penggunaan kontrasepsi kita sudah bagus, yang kita lakukan saat ini adalah agar masyarakat berubah ke penggunaaan alat kontrasepsi jangka panjang,” pungkasnya. (Red)