JABARNEWS | BANDUNG – Saat ini Indonesia sedang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan. Namun yang membedakan, jika 76 tahun lalu berjuang untuk merdeka dari penjajah, saat ini berjuang untuk bebas dari pandemi Covid-19.
“76 tahun silam para founding fathers kita mendeklarasikan kemerdekaan kita kepada para penjajah. Hari ini kita juga semakin dekat untuk mendeklarasikan kemerdekaan kita dari virus yang mematikan ini,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam keterangan yang diterima, Rabu (18/8/2021).
Meskipun kondisi relatif membaik, namun bukan berarti perang melawan Covid-19 sudah berakhir. Sebab, masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk bisa merdeka dari Covid-19.
“Hal tersebut tidak berarti perang melawan Covid-19 berakhir kita masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan namun makna dari deklarasi ini adalah panggilan untuk bertindak bukan untuk berpuas diri atau mengklaim kemenangan,” tuturnya.
Pemda Provinsi Jabar sendiri dalam berjuang melawan pandemi Covid-19 mengedepankan konsep kolaborasi pentahelix. Misalnya saja dalam meningkatkan kapasitas infrastruktur kesehatan untuk menekan angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate /BOR).
“Kolaborasi diantaranya dengan meningkatkan kapasitas infrastruktur kesehatan untuk menekan tingkat keterisian tempat tidur. Saya melaporkan hari ini keterisian rumah sakit untuk Covid-19 di Jabar kurang lebih 28 persen,” ucapnya.
“Pada masa PPKM kami menyediakan 7.700 pusat isolasi desa kami memanfaatkan bangunan-bangunan pemerintah TNI/Polri, hotel-hotel, apartemen, kita menyiapkan posko oksigen jabar untuk menanggulangi kekurangan oksigen di rumah sakit maupun pasien isolasi mandiri di seluruh Jawa Barat,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Ridwan Kamil, pemerintah Provinsi Jabar juga menyediakan jasa telekonsultasi dan obat gratis untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman). Selain infrastruktur kesehatan, Jabar juga berjuang melawan Covid-19 dengan cara meningkatkan 3T (Tracing, Testing, Tracking)
“Selain infrastruktur kesehatan, kita terus meningkatkan pejuang kita, meningkatkan kapasitas testing, kapasitas tracing, tracking dan kita tingkatkan terus bela negara dengan merekrut relawan lebih dari 17.000 orang agar pengendalian dan tracing kita menjadi baik,” ujarnya.
Di sisi lain, vaksinasi juga terus didorong untuk menciptakan herd immunity (kekebalan komunal). Dalam upaya percepatan vaksinasi ini juga pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan berbagai pihak BUMN, TNI/Polri, swasta, hingga komunitas.
Upaya vaksinasi juga terus kita lakukan sampai hari ini kita telah menghabiskan hampir semua vaksin yang telah diberikan kepada Jawa Barat dan kemarin sudah pecah rekor per hari kita menyuntik 200.000 dosis tertinggi di Republik Indonesia untuk harian.
“Percepatan ini juga kami upayakan bekerjasama dengan seluruh pihak Kementerian, BUMN, TNI/Polri, kolaborator, perusahaan swasta maupun komunitas masyarakat. Mudah-mudahan realisasi capaian vaksinasi ini terus didukung oleh ketersediaan vaksin dan hal-hal yang mendukung,” jelasnya.
Upaya yang dilakukan Jabar ini juga harus diikuti oleh disiplin protokol kesehatan dengan menjalankan 5M (mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Karena menurut Gubernur, disiplin protokol kesehatan merupakan benteng pertahanan untuk melindungi dari virus Covid-19.
“Maka harus kita perkuat benteng pertahanan kita yaitu 5M. Tujuannya adalah untuk melindungi diri kita, melindungi orang yang kita cintai, melindungi lingkungan kita dan ujungnya adalah melindungi bangsa dan negara kita. Dengan cara ini kita yakin, kita akan tetap berada di depan dan tentunya meraih kemenangan,” tandasnya. (Red)