JABARNEWS | CIAMIS – Pengrajin angklung di Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis berharap kampung mereka dijadikan kampung angklung.
Kampung Angklung Ciamis menjadi sentra produksi angklung berkat pemberdayaan masyarakat. Seorang perajin angklung bernama Alimudin yang akrab disapa Mumu Angklung.
Produk angklung yang berlokasi di Kampung Nempel, Desa Panyingkiran, Ciamis ini, mempunyai standar nada seperti pada umumnya. Sentra angklung Ciamis diawali dari usaha Mumu yang memproduksi berskala kecil pada 1992.
Seiring waktu berjalan, angklung biasanya mulai dilirik pasar domestik. Dari situ, Mumu mengajak masyarakat setempat untuk ikut bersama-sama memproduksi angklung. Ia pun berhasil membina sekitar 100 lebih perajin angklung. Dan usaha pembuatan angklung menjadi mata pencaharian masyarakat.
<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/OpC3sxzR56Q” title=”YouTube video player” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>
Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis berada kurang lebih 5 Km sebelah barat Ibu Kota Kabupaten Ciamis. Selain pengrajin angklung, disana kalian akan menemukan keunikan lain dari desa tersebut.
Di Desa Panyingkiran ini juga Ada peninggalan belanda di desa ini yaitu jembatan cirahong, jembatan sepanjang 200m. Jembatan tersebut menyeberangi sungai citanduy.
Jembatan tersebut adalah jembatan satu satunya di Indonesia bahkan asia tenggara, karena jembatan itu mempunyai 2 tingkat, tingkat satu untuk motor dan mobil dan tingkat dua untuk kereta api. (Red)