JABARNEWS | PURWAKARTA – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Purwakarta terus mendorong Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk mengembangkan kegiatan pertanian hidroponik di area lapas.
Menurut, Kepala Lapas (Kalapas) Purwakarta, Sopiana, kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari membekali warga binaan agar mandiri ketika keluar dari lapas.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan pembinaan bagi warga binaan yang ada Lapas Kelas IIB Purwakarta,” ucap Sopiana, pada Sabtu (18/9/2021).
Dijelaskannya, terbatasnya luas lahan Lapas Purwakarta membuat pihak lapas mencari cara lain untuk bisa bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, yakni budidaya tanaman hidroponik.
Ia mengatakan tanaman hidroponik yang dibudidayakan adalah jenis sayuran kangkung dan pakcoy dengan menanamnya bukan di media tanah, tetapi memanfaatkan media air larutan bernutrisi.
Pihaknya telah memulai tanaman hidroponik sejak 2020 silam, dengan menggunakan pipa paralon 2,5 inci, netpot hidroponik, mesin pompa air dan pupuk.
“Selama ini hasil dari tanaman sayur dijual kepada petugas Lapas Purwakarta dan warga sekitar, sehingga bisa menambah penghasilan WBP,” ucap Sopiana.
Ia menambahkan, kegiatan pertanian hidroponik ini berlangsung secara kontinyu dan dapat bermanfaat bagi para warga binaan.
“Tanaman hidroponik ini terus dikembangkan sebagai modal ilmu bagi mereka bebas nantinya dan mengembangkan bakat yang mereka miliki sebelumnya dan berguna saat mereka di luar,” imbuh dia
Sopiana menyebut, tak semua warga binaan bisa mengikuti kegiatan ini, pasalnya sebelum diberikan pelatihan, warga binaan dilakukan asesmen terlebih dahulu.
“Kemudian kelakuan WBP dalam kesehariannya, kemudian ditinjau dari pidananya. Jika semuanya cukup syarat mereka baru kita libatkan, jadi tidak serta merta langsung dipekerjakan,” ucapnya.
Selain pembinaan ilmu budidaya tanaman hidroponik, lanjut Sopiana, warga binaan di Lapas Purwakarta juga mendapatkan pembinaan mental, agama dan jasmani yang terus dilakukan.
“Kami menginginkan WBP ini saat bebas nanti memiliki modal ilmu yang kuat untuk menjalani hidup bersama keluarganya dan tentunya tidak mengulangi perbuatan yang dapat membuatnya kembali masuk ke Lapas Purwakarta ini,” harap Sopiana. (Gin)