Ini Keluh Kesah Pelaku Usaha Saat Wisata Danau Toba Sepi Pengunjung

JABARNEWS | SIMALUNGUN – Sejak munculnya virus Corona dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sejumlah destinasi wisata di sekitar danau Toba, Sumatera Utara sepi pengunjung.

Sepinya pengunjung berdampak kepada seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang ada di lokasi wisata disekitar danau Toba. Terutama pedagang aksesoris dan pemilik pondok di sekitar danau Toba.

Pemilik pondok di Jalan Pora-pora, Dahlia Boru Hutabarat mengatakan, sepinya pengunjung danau Toba sudah 2 tahun lalu sejak munculnya Covid-19. Diperparah dengan diberlakukannya PPKM.

Baca Juga:  Kenali Tiga Manfaat Teh Hojicha Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Cegah Demam

“Sudah 2 tahun sepi, waktu Covid-19 masih ada yang datang, begitu PPKM gak ada yang datang ke danau Toba,” katanya.

Dijelaskannya, biasanya pada saat hari libur pondok miliknya di penuhi pengunjung. Sejak muncul Covid-19 dan PPKM, tidak ada pengunjung yang menyewa dan duduk di pondok miliknya.

“Sejak PPKM, pondok terus kosong, gak ada pengunjung yang pesan,” ungkap Dahlia.

Baca Juga:  Terlibat Penjambretan, Dua ABG Di Majalengka Diringkus Petugas

Dahlia berharap, Covid-19 segera berlalu sehingga pemerintah bisa mencabut status PPKM sehingga danau Toba kembali dipadati pengunjung. Sebab ada beberapa titik penyekatan PPKM dilakukan daerah bagi pengunjung yang akan datang ke danau Toba.

“Berdoalah supaya pergi si Covid itu agar kami pedagang bisa kembali mencari rezeki,” bilangnya.

Terpisah, pedagang aksesoris di Jalan Pora-pora mengatakan, sepinya pengunjung danau Toba membuat mereka kesulitan untuk mencari makan.

“Biasanya Jalan Pora-pora dipenuhi pengunjung, sekarang macam lapangan bola, sepi kali,” katanya.

Baca Juga:  Jupe: Tujuh Laga Dilewati, Jadi Modal Persib Melawan PSS untuk Raih Tiga Poin

Dia juga mengeluhkan rencana pemerintah daerah memindahkan kios mereka ke tempat lain yang letaknya jauh dari kios semula. Hal itu sangat mengganggu mereka untuk mencari makan. Sebab lokasi yang disediakan tidak strategis dekat dengan pantai.

“Sudah sepi, kios kami mau dibongkar, kemana lagi kami cari makan, sementara usaha kami cuma ini,” terang Boru Saragih. (Ptr)