Begini Strategi Kota Depok dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi

JABARNEWS | DEPOK – Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, pihaknya telah menyiapkan strategi untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Mohammad Idris menyampaikan bahwa strategi tersebut suapaya bisa berjalan lebih cepat dengan melakukan intervensi sesuai kapasitas pemerintah daerah dan karakter perekonomian.

“Depok karakternya konsumen bukan produsen, tapi tidak menutup kemungkinan ada juga produsen kecil menengah, ini yang dikembangkan,” kata Mohammad Idris dalam keterangannya, di Depok Kamis 30 September 2021.

Baca Juga: Oded M Danial Paparkan Faktor Ketahanan Keluarga di Kota Bandung, Ini Poinnya

Baca Juga: Bingung Buat NIB? Daftar Saja Secara Online, Begini Caranya

Dia menjelaskan bahwa pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Depok bersama Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat telah menggelar rapat koordinasi High Level Meeting.

Baca Juga:  IPSI Bakal Gelar Kejuaraan Pencak Silat Bupati Cup Purwakarta Open 2022

Rapat tersebut membahas berbagai isu strategis untuk mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga melalui percepatan dan perluasan digitalisasi secara holistik.

Mohammad Idris menjelaskan HLM merupakan program rutin yang dilaksanakan TPID. Melalui HLM, dibahas mengenai data-data perkembangan perekonomian di Kota Depok, dan tindak lanjut dari berbagai upaya yang akan dilakukan terkait pengendalian inflasi.

Baca Juga: Menerka Arah APBD-P Purwakarta 2021

Baca Juga: Begini Cara Tampilkan Hiburan di OPPO Reno6 ke Layar TV

“Untuk periode Januari-Agustus 2021 inflasi di Kota Depok sebesar 1,11 persen. Angka ini lebih rendah di bawah Kota Bogor dan Kota Bandung. Kota Bogor inflasinya 1,12 persen, Kota Bandung 1,13 persen. Tapi Depok lebih tinggi dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan nasional,” tuturnya.

Baca Juga:  Kota Bandung Lakukan Uji Coba Deteksi Dini Thalasemia di Puskesmas

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi Jawa Barat, Herawanto mengatakan, Kota Depok merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang menjadi kota satelit Ibu Kota DKI Jakarta.

Berdasarkan strukturnya, perekonomian kota tersebut, sebagian besar ditopang oleh sektor manufaktur, perdagangan, dan konstruksi.

Baca Juga: Oded M Danial Nilai Dua Gerakan Ini Dapat Cekah Stunting di Kota Bandung

Baca Juga: Lima Kabupaten di Jabar Ini Jadi Prioritas Penanggulangan Kemiskinan Secara Nasional

“Secara rata-rata, pangsa ekonomi Kota Depok terhadap Provinsi Jawa Barat sebesar 3,32 persen. Dari sisi inflasi, Kota Depok merupakan kota yang termasuk memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap inflasi Jawa Barat dan nasional,” ucapnya.

Herawanto menambahkan, pertumbuhan ekonomi Kota Depok pada 2020 mengalami kontraksi sebesar minus 1,92 persen year on year (yoy). Nilai ini jauh di bawah tahun sebelumnya yang mencapai 6,73 persen (yoy).

Baca Juga:  Gen Z Dinilai Mampu Gerakan Ekonomi dan Kemanusiaan

Ia menjelaskan, kontraksi ekonomi ini disebabkan penurunan kinerja sektor ekonomi utama, yaitu perdagangan dan konstruksi. Di sisi harga pada 2020, Kota Depok mengalami inflasi sebesar 1,78 persen (yoy).

Baca Juga: Rapat Kepengurusan Baru Partai NasDem Bandung Barat Ricuh, Ini Penyebabnya

Baca Juga: Menyangkut Uang Rp1,2 Miliar, Ini yang Bikin Kades Jatimekar Ditahan Kejari Purwakarta

“Apresiasi Jabar secara keseluruhan termasuk Kota Depok melakukan apa yang kami sebut dynamic balance antara pendekatan kesehatan dan ekonomi secara baik. Kota Depok sudah mengendalikan inflasi dengan baik,” tandasnya. (Red)