Ingin Punya Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah? Lakukan Tips Ini

JABARNEWS | BANDUNG – Rumah tangga yang bahagia dan harmonis atau keluarga sakinah mawaddah warahmah merupakan idaman bagi setiap mukmin. Rasulullah SAW telah memberi teladan kepada kita, mengenai cara membina keharmonisan rumah tangga.

Sungguh pada diri Rasulullah SAW itu terdapat teladan yang paling baik. Dan seorang suami harus menyadari, bahwa dalam rumah itu ada pahlawan di balik layar, pembawa ketenangan dan kesejukan, yakni sang istri.

Berikut ini lima tips mewujudkan rumah tangga bahagia atau eluarga sakinah mawaddah warahmah :

Baca Juga: Nahas, Seorang Pria Ditemukan Tewas di Rel Kereta Api Purwakarta

Baca Juga: Lima Merek Jam Tangan Pria untuk Tampilan Lebih Maskulin!

1. Membina Rumah Tangga Dengan Agama

Baca Juga: Bantah Terima Uang Saat Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Siti Aisyah Dukung Ridwan Kamil

Baca Juga: Begini Cara Membedakan Ketumbar Berkualitas Bagus dan tidak Menurut Dr. Zaidul Akbar

Allah SWT berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6)

Adh Dhahak dan Maqatil mengenai ayat di atas,

Baca Juga:  KBU Makin Kritis, Demiz Akan Bentuk Samsat KBU

“Menjadi kewajiban seorang muslim untuk mengajari keluarganya, termasuk kerabat, sampai pada hamba sahaya laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (HR. Ath Thabari, dengan sanad shahih dari jalur Said bin Abi Urubah, dari Qatadah. Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7: 321).

Baca Juga: Fenomena Wartawan Bodrex: Wagub Jabar Minta PWI Tertibkan, Hingga Bikin Resah Bupati Bogor

Baca Juga: Desa Siluman, Sentra Pengrajin Mebel Di Kabupaten Subang

2. Istri Taat Pada Suami

Baca Juga: Optimistis Pulang Sebagai Juara Umum, Koni Jabar Targetkan 21 Persen Mendali Emas PON XX Papua

Baca Juga: Surprise! Ridwan Kamil Dapat Kado Ulang Tahun dari Kontingen PON Jabar

Rumah tangga akan berbahagia, jika istri itu taat pada suami. Karena istri seperti inilah yang akan menyenangkan hati suami.

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An Nasai, no. 3231; Ahmad, 2: 251)

Baca Juga:  Syarat Baru Agar Nelayan Bisa Beli Solar Bersubsidi, Terdaftar sebagai Anggota Koperasi

Bahkan istri yang seperti inilah yang akan dapat jaminan masuk surga lewat pintu surga mana saja yang ia mau. Disebutkan dalam hadits.

Baca Juga: Tim Polo Air Putra Jabar Raih Medali Emas, Ridwan Kamil: Target Terpenuhi

Baca Juga: Selamatkan Kakaknya, Ganjar Tewas Usai Terpeleset dan Tiga Jam di Sumur

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad, 1: 191; Ibnu Hibban, 9: 471).

Baca Juga: Kabar Baik dari Garut, Kasus Positif Covid-19 Terus Alami Penurunan

Baca Juga: Desa Siluman, Sentra Pengrajin Mebel Di Kabupaten Subang

3. Punya Banyak Anak

Karena makin banyak anak, makin banyak yang mendoakan. Namun dituntut anak tersebut adalah anak yang shalih.

Baca Juga:  Penasaran Bagaimana Peruntungan Zodiak Leo dan Cancer Hari Ini, Simak Ramalannya Disni

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631).

Baca Juga: Fenomena Wartawan Bodrex: Wagub Jabar Minta PWI Tertibkan, Hingga Bikin Resah Bupati Bogor

Dari Ma’qil bin Yasaar, ia berkata, “Ada seseorang yang menghadap Nabi shallallahu alaihi wasallam, ia berkata, “Aku menyukai wanita yang terhormat dan cantik, namun sayangnya wanita itu mandul (tidak memiliki keturunan). Apakah boleh aku menikah dengannya?”

Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Tidak.”

Baca Juga: Ditjen PPKTrans Ke Kaltara, Susun Profil Kawasan Transmigrasi di Salim Batu Bulungan

Kemudian ia mendatangi Nabi SAW untuk kedua kalinya, masih tetap dilarang. Sampai ia mendatangi Nabi SAW ketiga kalinya, lantas Nabi SAW bersabda.

“Nikahilah wanita yang penyayang yang subur punya banyak keturunan karena aku bangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat kelak.” (HR. Abu Daud no. 2050 dan An Nasai no. 3229). ***